RADARINDO.co.id – Medan : Zain penganiaya Ichsan Sirait masih berkeliaran di seputaran Kesawan, Medan, membuat sejumlah warga ikut cemas.
“Tadi malam Zain masih berkeliaran di Kesawan sampai pagi. Kami senang kalau Polsekta Medan Barat segera menangkapnya. Kami ikut cemas karena selama ini suka buat onar dan brutal disini”, ujar salah seorang warga yang ditemui disamping Resto Tip Top, Jumat (26/02/2021) sekira pukul 20.30 wib.
Sumber warga setempat yang tidak mau disebutkan namanya itu, menyesalkan sikap dan kinerja oknum penyidik.
Baca Juga : Camat Pimpin Sertijab Lurah Sihitang Kec Padangsidimpuan Tenggara
“Itukan pengaiayaan, tentu ada Peraturan Kapolri (Perkap) yang harus dipatuhi penyidik. Jika kasus ini terjadi pembiaran maka tidak tertutup kemungkinan kasus yang sama akan dilakukan lagi”, tegas pria yang tidak mau disebutkan identitasnya kepada RARARINDO.co.id GROUP KORAN RADAR.
Sebelumnya, saksi korban, Ichsan Sirait mengaku telah dimintai keterangan oleh penyidik. Anehnya, oknum juper selalu meminta dihadirkan saksi lebih dari tiga orang.
Sementera itu, Koordinator Liputan KORAN RADAR Syahrir Koto, yang mencoba konfirmasi Kapolrestabes Medan dan Kapolsekta Medan Barat, hingga kini belum bisa tersambung.
Kasus penganiayaan yang diduga dilakukan Zain dan kawan kawan terhadap korban Ichsan Sirait ini menimbulkan tanda tanda, terkesan jalan ditempat, dinilai tidak sesuai SOP.
RADARINDO.co.id sebelumnya telah mengulas pemberitaan. Polsekta Medan Barat diminta segera menangkap Zain dan kawan kawan atas dugaan penganiayaan Ichsan Sirait, di samping Resto Tip Top, Kesawan, Medan, Jumat (05/02/2021) sekira pukul 19.30 wib.
Akibat penganiaan bersama -sama dilakukan Zain dkk mengakibatkan korban, Ichsan Sirait menderita luka luka serius serta mengalami trauma yang mendalam.
Pasalnya, Zain yang melakukan penganiayaan secara berutal, sesuai video yang viral beredar di medsos. Sebelum melakukan penganiayaan, oknum pelaku sudah meneguk minuman keras.
Sehingga pelaku menganiaya secara berutal dan sadis. Padahal korban hanya seorang diri saat dianiaya. Jika pelaku normal, tentu tidak sampai menciderai orang lain.
Berdasarkan keterangan saksi korban, pada Jumat (05/02/2021) sekira pukul 19.30 wib, datang ketempat jualan abangnya, persisnya di depan I-Plug Store Kesawan.
Pada saat itu, korban sedang duduk di depan I-Plug Store Kesawan tepat di tempat jualan abangnya.
Tiba tiba orang suruhan si Zain (Jun dan Kiki) menggelar tikar di depan Ichsan di tempat jualan abangnya.
Baca Juga : 21 Hari Ops Antik Toba, Polres Tebing Tinggi Ungkap 25 Kasus Narkotika
Lalu korban bertanya, kenapa di gelar tikar ditempat jualan kami bang, tanya korban kepada pelaku.
Atas ucapan itu, Jun dan Kiki marah dan seolah-olah itu lapak adalah milik mereka.
Tidak hanya itu, Jun dan Kiki semakin marah kepada korban, sehingga terjadilah percekcokan mulut.
Tanpa basa -basi Jun dan Kiki memanggil Zain, untuk mendatangi dan memukuli Ichsan. Akibat penganiaan itu, Ichsan Sirait tidak ada melakukan perlawanan karena Zain bersama kawan kawan terus menganiaya membabibuta.
Akibatnya, korban terkapar dengan kondisi badan luka luka dan memar, serta baju yang dikenakan korban koyak koyak.
Pengeroyokan yang dilakukan Zain dan kawan kawan terhadap Ichsan seorang, sempat menjadi tontonan warga yang melintas. Tidak ada yang berani melerai.
Sebelum melanjutkan pemukulan terhadap korban, Ichsa sempat pergi ke seberang jalan, untuk minum air dan mengambil jaket.
Namun kemudian pelaku mendatangi korban, dengan beringas memukul wajah Ichsan hingga babakbelur.
Atas kejadian itu, RADARINDO.co.id GROUP KORAN RADAR yang menelusuri ke sejumlah sumber saksi membenarkan adanya kasus pengeroyokan yang dilakukan Zain dan kawan kawan.
“Saya melihat kejadian itu, Zain dan kawan kawan melakukan penganiayaan secara berutal. Kami minta polisi segera menangkap Zain dan kawan kawan. Ini negara hukum jangan sok hebat kali menganiaya orang dengan gaya premanisme”, ujar sumber yang mengaku warga kaum Aur yang tidak mau disebutkan namanya.
Hingga berita ini dilansir, kondisi korban Ichsan Sirait masih takut bertemu orang. Tidak hanya itu, korban juga sering mual dan sempoyongan diduga akibat pukulan pelaku yang terkesan brutal.
Sementara itu, pihak orangtua korban mengatakan, masih terus membawa berobat anaknya secara rutin.
“Kami hanya menuntut keadilan atas penganiayaan anak kami, pelaku agar dihukum yang setimpal dengan perbuatanya”, ujar orangtua korban. (KRO/RD/TIM)