25 Anggota Armed 2/KS Jadi Tersangka Penyerangan Warga Sibiru-biru

54

RADARINDO.co.id – Medan : Sebanyak 25 prajurit Artileri Medan (Armed) 2/KS (Kilap Sumagan), ditetapkan sebagai tersangka kasus penyerangan warga Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Dalam insiden penyerangan pada Jumat 8 November lalu itu, mengakibatkan satu orang warga bernama Raden Barus, meninggal dunia dan puluhan warga lainnya mengalami luka-luka.

Baca juga: BPK Ungkap Puluhan Proyek Dinas PUPR Tebingtinggi Kelebihan Bayar

Penetapan 25 tersangka diungkap Letjen Mochammad Hasan, usai apel luar biasa serah terima jabatan Pangdam, dari Letjen Mochamad Hasan ke Mayjen Rio Firdianto di Kodam I Bukit Barisan. “Sudah (ditetapkan tersangka) ada 25 prajurit,” ungkap Letjen Mochammad Hasan, Selasa (03/12/2024), mengutip tribunmedan.

Mantan Pangdam I Bukit Barisan yang kini menjabat sebagai Sekretaris Kemenko Polhukam ini mengatakan, personel Batalyon Armed yang diperiksa lebih dari 50 orang. Namun, hasil penyelidikan sementara, yang diduga terlibat langsung pembantaian hingga menyebabkan korban jiwa dan luka-luka sebanyak 25 orang.

Letjen Mochammad Hasan mengakui proses penetapan tersangka lambat karena mereka harus teliti dalam penegakan hukum. Menurutnya, jika dilakukan dengan terburu-buru, dikhawatirkan cacat hukum.

Setelah penetapan tersangka, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Pengadilan Militer. “Mohon maaf, ini prosesnya agak lama karena kita memilah, memisahkan karena kita tidak boleh salah dalam menegakkan hukum karena ini akan kita limpahkan ke pengadilan. Jadi, sekali lagi. Sekian kalinya saya meminta maaf kepada masyarakat Sumatera Utara atas kejadian ini dan kejadian lain,” ucapnya.

Baca juga: 33 Prajurit TNI Terlibat Penyerangan Warga Sibiru-biru, Pangdam Pastikan Tak Terulang

Sebelumnya, puluhan anggota TNI dari Batalyon Artileri Medan Armed 2 Kilap Sumagan menyerang permukiman warga di Desa Selamat, Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Jumat 8 November malam hingga Sabtu dinihari.

Akibat penyerangan ini, satu warga bernama Raden Barus meninggal dunia dan puluhan warga lainnya luka-luka. Dalam satu malam, penyerangan disebut berlangsung sebanyak tiga kali. Mereka disebut membawa berbagai senjata tajam, benda tumpul untuk menghajar masyarakat sipil. (KRO/RD/Trb)