RADARINDO.co.id-Medan : Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Medan Antonius Devolis Tumanggor, usulkan agar insentif para pendeta gereja, pastor, suster Katolik, biblevrow dan diakones agar semua denominasi gereja ditampung dalam APBD Medan.
Baca juga : Penggerebekan Kampung Narkoba di Polonia Oleh Polrestabes Medan Diapresiasi Dedy Aksyari Nasution
Dia bersama fraksinya akan berkolaborasi memperjuangkannya di badan anggaran agar anggarannya ditampung di APBD 2022. Antonius bertekad memperjuangkan melalui Fraksi NasDem, supaya dibahas dalam pembahasan KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara), yang dalam waktu dekat akan dibahas Badan Anggaran DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemko Medan.
Dalam kesempatan itu, Antonius berterima kasih kepada para mantan anggota DPRD Kota Medan periode sebelumnya, yang sudah memperjuangkan anggaran insentif guru sekolah minggu dan pelayan gereja lainnya. Begitu juga telah memperjuangkan insentif untuk guru mengaji, bilal mayit, penggali kubur dan lainnya.
Perjuangan mereka harus diacungi jempol, karena merintis anggaran itu sangat sulit. Tapi perjuangan berbuah manis, bisa digolkan sehingga hasilnya sudah dirasakan beberapa tahun ini.
Hormat kami kepada para senior di DPRD Kota Medan periode sebelumnya. Perjuangan ini sungguh mulia meski tidak mudah, karena APBD Pemko waktu itu terbatas, tapi bisa diloloskan. Kami tinggal menjaganya supaya tetap dianggarkan secara berkesimabungan.
“bahkan yang sudah ada mesti ditingkatkan, misalnya insentif guru mengaji, guru sekolah minggu, sintua dan lainnya. Jumlah penerima dan besaran insentifnya harus ditambah,” ujar Antonius yang juga Sekretaris DPD IPK Sumut itu.
Kemudian, lanjutnya, menyarankan kiranya hal-hal lain yang berkaitan dengan keumatan, harus masuk dalam anggaran APBD. Seperti para para pendeta, pastor, suster Katolik, biblevrow dan diakones di Protestan. Jumlah mereka tidak begitu banyak dibanding guru sekolah minggu dan penatua, sehingga tidak sulit untuk mengusulkan anggarannya.
Insentif ini akan sangat bermanfaat bagi mereka dalam melayani umat. Mengingat para pelayan gereja ini perlu mendapat perhatian pemerintah, karena pelayanan yang mereka berikan dalam membimbing iman masyarakat mulai anak-anak sampai orang dewasa.
“jangan dilihat dari besaran materi insentifnya, tetapi makna penghargaan atas pelayanan keimanan yang mereka berikan kepada para umat”, ujarnya Antonius yang pernah dipercayakan beberapa tahun lalu sebagai Ketua Panitia HUT Uskup Agung Medan Mgr Anicetus Bongsu Sinaga,OFM.Cap.
” kita sadar bahwa ide ini tentu perlu mendapat dukungan melalui kolaborasi dengan fraksi lain, yang kemungkinannya bisa saja memperjuangkan tokoh agama lainnya untuk dapat insentif menjadikan suatu keputusan lembaga legislatif”, tambah Tumanggor yang biasa dipanggil ATR.Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kota Medan Antonius Devolis Tumanggor, usulkan agar insentif para pendeta gereja, pastor, suster Katolik, biblevrow dan diakones agar semua denominasi gereja ditampung dalam APBD Medan.
Dia bersama fraksinya akan berkolaborasi memperjuangkannya di badan anggaran agar anggarannya ditampung di APBD 2022. Antonius bertekad memperjuangkan melalui Fraksi NasDem, supaya dibahas dalam pembahasan KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara), yang dalam waktu dekat akan dibahas Badan Anggaran DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemko Medan.
Dalam kesempatan itu, Antonius berterima kasih kepada para mantan anggota DPRD Kota Medan periode sebelumnya, yang sudah memperjuangkan anggaran insentif guru sekolah minggu dan pelayan gereja lainnya. Begitu juga telah memperjuangkan insentif untuk guru mengaji, bilal mayit, penggali kubur dan lainnya.
Perjuangan mereka harus diacungi jempol, karena merintis anggaran itu sangat sulit. Tapi perjuangan berbuah manis, bisa digolkan sehingga hasilnya sudah dirasakan beberapa tahun ini.
Hormat kami kepada para senior di DPRD Kota Medan periode sebelumnya. Perjuangan ini sungguh mulia meski tidak mudah, karena APBD Pemko waktu itu terbatas, tapi bisa diloloskan. Kami tinggal menjaganya supaya tetap dianggarkan secara berkesimabungan.
“bahkan yang sudah ada mesti ditingkatkan, misalnya insentif guru mengaji, guru sekolah minggu, sintua dan lainnya. Jumlah penerima dan besaran insentifnya harus ditambah,” ujar Antonius yang juga Sekretaris DPD IPK Sumut itu.
Kemudian, lanjutnya, menyarankan kiranya hal-hal lain yang berkaitan dengan keumatan, harus masuk dalam anggaran APBD. Seperti para para pendeta, pastor, suster Katolik, biblevrow dan diakones di Protestan. Jumlah mereka tidak begitu banyak dibanding guru sekolah minggu dan penatua, sehingga tidak sulit untuk mengusulkan anggarannya.
Insentif ini akan sangat bermanfaat bagi mereka dalam melayani umat. Mengingat para pelayan gereja ini perlu mendapat perhatian pemerintah, karena pelayanan yang mereka berikan dalam membimbing iman masyarakat mulai anak-anak sampai orang dewasa.
Baca juga : Poldasu Dalami Penyidikan dan Kumpulkan Saksi Kasus Pajak Gambir
“jangan dilihat dari besaran materi insentifnya, tetapi makna penghargaan atas pelayanan keimanan yang mereka berikan kepada para umat”, ujarnya Antonius yang pernah dipercayakan beberapa tahun lalu sebagai Ketua Panitia HUT Uskup Agung Medan Mgr Anicetus Bongsu Sinaga,OFM.Cap.
” kita sadar bahwa ide ini tentu perlu mendapat dukungan melalui kolaborasi dengan fraksi lain, yang kemungkinannya bisa saja memperjuangkan tokoh agama lainnya untuk dapat insentif menjadikan suatu keputusan lembaga legislatif”, tambah Tumanggor yang biasa dipanggil ATR. (KRO/RD/Ptr)