Bupati Muna Diperiksa Soal Dugaan Suap Dapatkan Pinjaman PEN

22

RADARINDO.co.id – Jakarta : Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap Bupati Muna, Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusman Emba, terkait dugaan suap untuk mendapatkan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) daerah Kabupaten Muna di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tahun 2021-2022.

Baca juga : Picu Kreatifikas, PKBM Ziona Gelar Pembelajaran Penulisan Naskah

Rusman Emba diperiksa sebagai saksi di Polda Sulawesi Tenggara, Senin (17/7/2023) bersama beberapa saksi lainnya yakni, Sekretaris Daerah Muna Eddy, Kepala Bappeda Muna La Mahi, dan Plt Kepala Dinas PUPR Muna Muhammad Aswan Kuasa.

Selain itu juga turut diperiksa, Kepala Dinas Komunikasi Muna Dahlan, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Muna Rehabeam Lumban Gaol, Kepala Bidang Anggaran BKAD Kabupaten Muna La Ode Abdul Salam, serta ASN Fungsional Perencana Ahli Madya Bappeda Muna La Ode Hidayat.

Tak hanya itu, mantan staf pada Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kemendagri Wa Ode Silviyana Arifin, Direktur Utama PT Ajizam La, pihak swasta La Tele alias Iwan, Indrawan alias Ateng, serta La Ridhaka juga turut dalam pemeriksaan.

“Para saksi hadir dan didalami pengetahuannya antara lain terkait dengan dugaan aliran uang suap untuk mendapatkan dana PEN Daerah Kabupaten Muna di Kemendagri Tahun 2021 sampai dengan 2022,” ujar Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri dalam keterangannya, Selasa (18/7/2023) melansir cnnindonesia.com.

Rusman Emba sebelumnya membantah terlibat kasus korupsi suap dana PEN yang menjeratnya sebagai tersangka. Rusman mengklaim tidak pernah melakukan atau memerintahkan siapapun terkait penyuapan dana PEN di Kemendagri.

Baca juga : Camat BP Mandoge Segel Kantor Desa, Bupati Asahan “Ogah” Beri Tindakan

Dia mengatakan dana PEN yang diberikan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia melalui Kemendagri itu digunakan untuk pengembangan dan pembangunan Kabupaten Muna.

Rusman Emba menyampaikan jumlah dana PEN sekitar Rp233 miliar. Kendati demikian, hanya terealisasi sekitar Rp210 miliar. “Saya menggunakan dana tersebut untuk pembangunan jalan, penyediaan air bersih, dan pembangunan pabrik jagung,” katanya. (KRO/RD/CNN)