RADARINDO.co.id – Tanjung Balai :
Dua bersaudara Aprilandi, 22, dan Muhammad Yusuf, 18, warga Jln Arteri Gang Bengkel Keluarga Link I Kel Sirantau Kec Datukbandar Kota Tanjungbalai membutuhkan uluran tangan dari pada donatur dan dermawan.
Pasalnya putra pertama dan kedua pasangan suami isteri Hendra, 44, dan Wahyuni, 35, sudah menderita penyakit diduga celebral palsy dan gizi buruk sejak kecil. Wahyuni menuturkan, penderitaan anaknya itu berawal saat Apriliandi duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar. Waktu itu buah hatinya terjatuh tanpa sebab musabab.
Wahyuni kemudian membawa anaknya ke dokter dan didiagnosa menderita saraf terjepit. Setelah itu, Apriliandi hanya diberikan obat seadanya karena keterbatasan dan kondisi keuangan keluarga yang pas-pasan. Sampai akhirnya Aprilia beranjak dewasa, kondisi tubuhnya sangat memprihatinkan, hanya ada kulit sebagai pembungkus tubuh yang kurus lemah.
Sementara, anak keduanya Muhammad Yusuf, Wahyuni tidak tau pasti penyebabnya karena tiba-tiba saja seperti itu dan sangat mirip dengan abangnya. Saat Yusuf berumur sembilan tahun paparnya, Wahyuni membawa ke Dokter Spesialis anak, dan Dokter mengatakan anak kesayangan mereka itu terserang gizi buruk.
“Belum sembuh abangnya, datang lagi adeknya dengan sakit yang sama, karena tidak memiliki uang, mereka hanya kami berikan obat sekedarnya,” ucap Wahyuni sembari menunjukkan surat medis berisi tulisan anaknya menderita cerebral palsy dan gizi buruk.
Suami Wahyuni, Hendra mengaku sehari hari dirinya hanya bekerja sebagai penarik becak di Kota Tanjungbalai. Penghasilan bertarung di jalanan mencari nafkah, hanya mampu mencukupi makan keluarganya.
“Tau sendirilah bang berapa penghasilan tukang becak, cukup untuk makan aja udah syukur kali, apalagi belakangan ini, susah kali nyari sewa,” kata Hendra lirih.
Hendra mengaku pernah meminta tolong kepada aparatur kelurahan setempat agar dirinya mendapat bantuan untuk biaya berobat anaknya, namun menunggu yang tak pasti ini baginya, seperti menunggu air hujan menjadi permata. Hendra dan keluarganya hanya bisa pasrah dengan ketidakberdayaan.
Melihat keadaan ini, Keluarga besar Satuan Wartawan Polres Tanjungbalai (Satwares) terketuk untuk menjenguk dan memberi semangat kepada keluarga Hendra. Beberapa perwakilan melihat langsung keadaan kedua anak Hendra sekaligus menyerahkan penali asih hasil patungan dari wartawan berupa bahan pokok guna membantu meringankan sedikit beban keluarga tersebut.
“Bapak dan keluarga tetap semangat ya, ada hikmah di balik semua ini, Allah pasti punya rencana lain yang tidak kita ketahui,” ucap Perwakilan Satwares, Syamsul Bahri. Dalam kesempatan itu, Syamsul mengetuk pintu hati pemerintah dan siapa saja yang berniat menyisihkan sebagian rejeki demi meringankan penderitaan kedua bersaudara ini dapat menghubungi nomor HP Hendra di nomor 0823-6219-1015.(KRO/RD/WPD)