DUA induk harimau liar dan dua anaknya berkeliaran di kawasan hutan dekat
permukiman warga Desa Mbarung, Kecamatan Babussalam, Kabupaten Aceh
Tenggara, Provinsi Aceh. Sejak sepekan terakhir diketahui adanya harimau
liar tersebut warga mulai ketakutan beraktivitas di kebun setempat.
Apalagi hewan buas berkuku dan bergigi panjang itu sempat kepergok saat
mondar-mandir keluar masuk hutan. Padahal di lokasi lereng pengunungan itu
banyak kebun durian dan tanaman kakao petani sekitar.
"Semuanya ada empat ekor yang berkeliaran sekitar hutan. Dua induk harimau
itu, masing-masing ada anaknya masih kecil" kata Ibnu, tokoh masyatakat
Aceh Tenggara, Senin (26/10).
Sebelum terjadi konflik fisik dengan manusia, mereka berharap pihak BKSDA
(Balai Konservasi Sumber Daya Alam) segera melakukan pencegahan.
Dikhawatirkan akan kontak fisik saat terkepergok dengan petani. Apalagi itu
merupakan harimau betina dewasa yang masih menyusui anaknya.
Catatan Media Indonesia, sejak sebulan terakhir sering gangguan hewan liar
dan warga d Aceh. Misalnya gangguan harimai di Kecamatan Kluet Timur,
Kabupaten Aceh Selatan, Gangguan orangutan di Kluet Timur Aceh Selatan dan
Gangguan Beruang Madu di Kecamatan Linge, Kabupaten Bener Meriah.
Seringnya hewan buas itu turun ke dekat perkampungan diduga karena
kerusakan hutan sebahai habitatnya sudah sakin parah di Aceh. Bahkan
penebangan hutan dan tambang emas ilegal, disebit-sebut sering terlibat
pihak memiliki jaringan kuat secara terorganisir. (MR/AMIRUDDIN ABDULLAH
REUBEE)
FOTO: Harimau liat yang terperangkap sangkar beberapa waktu lalu
MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE
RADARINDO.co.id-Aceh Tenggara:
DUA induk harimau liar dan dua anaknya berkeliaran di kawasan hutan dekat permukiman warga Desa Mbarung, Kecamatan Babussalam, Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Aceh. Keberadaannya yang diketahui sudah seminggu itu mulai membuat warga takut beraktivitas di kebun setempat.
Apalagi hewan buas berkuku dan bergigi panjang itu sempat kepergok saat mondar-mandir keluar masuk hutan. Padahal di lokasi lereng pengunungan itu banyak kebun durian dan tanaman kakao petani. “Semuanya ada empat ekor yang berkeliaran sekitar hutan. Dua induk harimau itu masing-masing bersama anaknya yang masih kecil,” kata tokoh masyarakat Aceh Tenggara Ibnu, Senin (26/10).
Sebelum terjadi konflik fisik dengan manusia, mereka berharap pihak BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) segera melakukan pencegahan. Dikhawatirkan akan terjadi kontak fisik saat terkepergok dengan petani. Apalagi itu merupakan harimau betina dewasa yang masih menyusui anaknya.
Seringnya hewan buas itu turun ke dekat perkampungan diduga karena kerusakan hutan yang menjadi habitatnya sudah semakin parah di Aceh. Bahkan penebangan hutan dan tambang emas ilegal disebut memiliki jaringan kuat secara terorganisir.(KRO/RD/MI)
RADARINDO.co.id - Medan Deli : Diduga untuk mengelabui pihak Aparat Penegak Hukum (APH), seorang warga berinisial AS membuka usaha judi jenis tembak ikan tepatnya...
RADARINDO.co.id – Sumsel : Curhatan seorang pria bernama Lika Santosa di Sumatera Selatan atas meninggalnya sang istri tercinta dan calon bayinya, viral di media...
RADARINDO.co.id - Jakarta : Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR, Indra Iskandar, menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (31/5/2023). Indra Iskandar tampak keluar...