RADARINDO.co.id Medan: Ngobrol ringan dengan Sampurna yg biasa disapa pakde Awan tentang memanasnya aroma Pilpres thn 2024 dengan tertawa ringan ia mengenang masa era Soeharto ketika menjelang pilpres seperti sekarang ini.
Baca juga : BNN Diminta Usut Hasil Tes Urine Pejabat Pemko Medan Diduga Terlibat Narkoba
Lebih jauh pakde Awan mengkisahkan apa yg pernah dilalui diera Soeharto atau dikenal dengan sebutan orde baru, di era orde baru para petinggi partai politik ketika kampanye berusaha mencari simpatisan pendukung suara terhadap calon Presiden yg mereka gadang gadang.
Pakde Awan hingga saat ini masih penuh tanda tanya besar, sebenarnya seberapa banyak sih anggota partai politik yg Syah yg memiliki kartu tanda anggota partai (KTA) saya pikir masih bisa dihitung dengan jari kwik kwik pakde tertawa tapi mereka bisa menjadikan calon Presideni menjadi Presiden.
Itu artinya suara terbanyak yang mendukung adalah dari para simpatisan. Dan diera orde baru itu masyarakat sangat teroma untuk masuk menjadi anggota partai politik, sebab mereka teringat akan peristiwa gerakan 30 September 1965. PKI.
Memang peristiwa 30 September 1965 sangat membekas di hati masyarakat sebab nya akibat dari ulah sikap petinggi partai PKI saat itu yg telah melakukan perbuatan sadis menculik para jendral dimalam hari mereka bunuh dan dimasukkan ke lubang buaya.
Akibat dari tindakan biadab pelaku efeknya hinga ke daerah di daerah semua anggota yg memiliki KTA partai komunis diciduk oleh aparat keamanan padahal mereka sama sekali tidak tahu menahu tentang program partai yg mereka anut.
Belajar dari pengalaman thn 1965 hingga era Jokowi ini masyarakat banyak yg ogah ikut masuk manjadi anggota partai, nah sekarang ini masyarakat lebih senang ikut dalam organisasi kemasyarakatan disini masyarakat lebih merasa nyaman dan ada rasa
kekeluargaan.
Sekarang ini era jokowi tidak lagi disebut simpatisan tapi relawan contoh relawan Projo(Pro Jokowidodo) dll.
Kenapa para elit politik memberi nama relawan seperti nya relawan itu lebih elegan didengar telinga.
Baca juga : Pj. Bupati Kampar Datangi Lokasi Bentrok di Desa Terantang
Dan nama relawan kesannya terasa lebih akrab seolah olah sudah merasa sahabat, disamping dampaknya terhadap calon Presiden yg diusung terkesan tdk ada permainan Cuan alias bersih dari suap beli suara padahal sebaliknya bapak ibu lah yg tau yg merasa sudah pernah menerima nya.
Kini masyarakat merasa kecewa berat akibat dari kesulitan yg tengah dihadapi ini era serba sulit bagi kehidupan masyarakat hal ini bila dibanding dengan era Soeharto.demikian penjelasan pakde Awan tentang perubahan dari simpatisan menjadi relawan.
(RDO/RD/HSW)