HMJ Ilmu Politik UBB Gelar Webinar Pilkada dan Pandemi

62 views

RADARINDO.co.id – BABEL : HMJ Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (Babel) menggelar webinar bidang politik melalui aplikasi zoom meeting yang diikuti puluhan peserta, Rabu (29/07/2020) pagi.

Dalam webinar bertema “Pilkada dan Pandemi: Tantangan Pemilih Serentak Pada Era New Normal” tersebut, dengan moderator Dimas Saputra, mahasiswa Ilmu Politik UBB. Adapun para nara sumber, Ranto SIP MA, Dosen Ilmu Politik serta peneliti Demokrasi dan Pemilu UBB; Agam Primadi MIP, Dosen LB Ilmu Politik UBB, Andrew, Presiden Mahasiswa UBB dan peserta join Webinar sebanyak 47 orang dalam zoom meeting tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Ranto menyampaikan, yang dikhawatirkan tidak hanya era new normal namun era normal sebelum pandemi pun sudah menjadi tantangan pada saat Pilkada.


“Masyarakat, untuk lebih waspada terhadap praktik politik uang jelang Pilkada 2020. Di tengah melemahnya kondisi ekonomi Indonesia akibat pandemi Covid-19, politik uang menjadi praktik yang lebih rawan terjadi,” katanya.

Dalam kondisi ini, lanjut Ranto, masyarakat memerlukan bantuan sehingga ada kekuatan baru untuk memberikan uang atau memberikan barang tapi sebagai kepentingan politik.

“Penelitian yang saya lakukan 1480 orang di Tiga Kabupaten yakni Bangka Barat (Babar), Bangka Tengah (Bateng) dan Bangka Selatan (Basel) yang menunjukan bahwa partisipasi pemilih sebanyak 84 persen hingga 90 persen. Partisipasi politik yang akan menggunakan hak pilih nanti terkontaminasi dengan money politik, karena sangat berbahaya sekali problemnya adalah kita tidak perangkat untuk menangkal hal ini,” katanya.

“Saya menyoroti Bawaslu apakah mempunyai data misalnya potensi money politik itu terjadi di mana, serta menyarankan kalau kita mau meningkatkan kualitas demokrasi maka netralitas ASN harus dilaksanakan,” imbuh Ranto.

Sementara itu, Agam Primadi menambahkan, terkait proses Pilkada serentak ini diketahui bahwa yang sebelumnya dilaksanakn bulan September lalu diundur pada bulan Desember 2020, ada beberapa aspek yang disampaikan.

“Penyelenggaran pemilu terkesan dipaksakan, karena di tengah Pandemi saat ini sehingga pelaksanaannya nanti kurang maksimal. Saya berharap, penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 tidak menjadi kegiatan menakutkan dan mengkhawatirkan bagi masyarakat sehingga tetap diimbau agar berperan aktif,” katanya.

Sehubungan dengan tingkat partisipasi pemilih, Agam berpendapat akan sangat mengalami penurunan karena masyarakat mengikuti protokol kesehatan pada saat Pilkada nanti.

“Penyelenggara Pemilu yakni KPU dan Bawaslu, saya berharap memang berada di pihak yang netral. Peserta pemilu dengan sangat mudah memperkenalkan diri dengan menggunakan sistem bantuan sosial saat Pandemi Covid-19 untuk berkampanye di tengah masyarakat,” kata Agam.

Andrew selaku Presiden Mahasiswa UBB mengatakan, ada 4 kabaputen di Babel ini yang akan melaksanakan Pilkada serentak tahun 2020, tentunya berbeda pada pelaksanaan Pilkada sebelumnya , disini saya menyampaikan Beberapa persektif mahasiswa dalam memandang pilkada serentak 2020 di tengah pandemi Covid-19.

“Kita mahasiswa sebagai garda terdepan, mungkin peran mahasiswa dalam mengedukasi pentingnya pendidikan politik sehat sangat dinanti masyarakat agar terjadinya Politik yang Jurdil,” katanya.

Pada saat pemungutan suara pentingnya protokol kesehatan, tentunya harus ada pembatasan jumlah petugas maupun pemilih di TPS serta mempertimbangkan Aspek kesehatan.

“Pemanfaatan digital di era kampanye, gaya pilkada/berkampanye yang berkaitan dengan bersosial media tentunya harus di gunakan secara positif dan kita sebagai mahasiswa harus menjadi garda terdepan dalam menciptakan politik yang sehat,” tandas Andrew. (KRO/RD/Andrian).