Indonesia Jaya Tahun 2045: Ilusi atau Kenyataan

251 views
Indonesia Jaya Tahun 2045: Ilusi atau Kenyataan
Indonesia Jaya Tahun 2045: Ilusi atau Kenyataan

RADARINDO.co.id-Medan: Indonesia Jaya Tahun 2045: Ilusi atau Kenyataan.

Indonesiaku, Indonesiamu dan Indonesia kita semua diperkirakan Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi Negara-Negara Maju (OECD).

Pada tahun 2045 mencapai kemajuan tingkat ekonomi U$Rp8,89 triliun dan menjadikan ekonomi Indonesia terbesar ke-4 di dunia.

Prediksi tersebut dilatarbelakangi, pada tahun 2030-2040, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Jumlah penduduk Indonesia usia produktif akan mencapai 64% dari total penduduk sekitar 297 juta jiwa.


Baca juga : Minibus Masuk Jurang, Dua Orang Penumpang Tewas

Indonesia akan memiliki potensi antara lain salah satu pasar terbesar di dunia. Kualitas SDM yang menguasai teknologi, inovatif, dan produktif, serta kemampuan mentransformasikan ekonominya.

Bonus demografi ibarat pedang bermata dua. Satu sisi merupakan keuntungan jika Indonesia berhasil mengkapitalisasikannya.

Sebaliknya akan menjadi “bencana” apabila kualitas manusia Indonesia tidak disiapkan dengan baik, misalnya penduduk yang tidak berkualitas dan produktivitas rendah; serta rasio pekerja dan lapangan pekerjaan yang timpang.

Potensi tersebut harus diwujudkan antara lain dengan meningkatkan nasionalisme, kualitas SDM, membangun infrastruktur, dan transformasi ekonomi.

Disamping itu, seluruh komponen bangsa (Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dunia usaha, lembaga pendidikan dan masyarakat pada umumnya) harus bersinergy dan berkomitmen untuk menjadikan Indonesia Jaya.

Negara Indonesia resmi berdiri sejak tanggal 17 Agustus 1945 dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno-Hatta.

Ketika mendirikan Negara Indonesia, founding fathers telah menetapkan pondasi Negara Indonesia yaitu Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika, (sering disebut juga 4 Pilar Kebangsaan).

Dalam mewujudkan Indonesia Jaya segenap komponen bangsa harus meningkatkan nasionalisme dan berpegang teguh kepada 4 pilar kebangsaan dan melawan paham paham intoleran yang bertentangan dengan pondasi negara.

Banyak negara di dunia ini, yang tertinggal bahkan berantakan karena mengabaikan ketetapan yang telah disepakati dan lunturnya nasionalisme, misalnya Irak, Suriah, dan lain-lain.

Oleh sebab itu, kebersamaan dan nasionalisme harus selalu ditingkatkan; dan memfokuskan energy bangsa ini untuk membangun Indonesia.

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” begitu kata Presiden Soekarno, waktu itu.

Salah satu penggerak utama kemajuan bangsa adalah kualitas SDM. Oleh sebab itu, sejak 2019, fokus utama APBN adalah pembangunan SDM.

Pembangunan SDM Indonesia seyogyanya memfokuskan kepada pendidikan karakter, pendidikan yang berorientasi kepada keahlian dan penguasaan teknologi yang mumpuni.

Dunia pendidikan Indonesia harus mampu mencetak SDM yang mempunyai nasionalisme dan integritas tinggi.

Lulusan pendidikan termasuk pendidikan tinggi diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja; terkoneksi dengan industri (link and macth); serta mengembangkan inovasi dan kreatifitas dengan menguasai teknologi.

Non scholae sed vitae discimus (pendidikan harus memberi bekal untuk menjalani kehidupan, bukan hanya menghasilkan ijazah semata).

Salah satu faktor utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi (Todaro and Smith) adalah infrastruktur.

Menyadari hal tersebut, semenjak tahun 2014, Pemerintah Indonesia gencar membangunan infrastruktur. Infrastruktur akan mendorong produktivitas faktor-faktor produksi; memperlancar arus barang/jasa dan manusia; dan membuka keterisolasian daerah.

Insfrastruktur akan menciptakan pemerataan pembangunan dan meningkatkan daya saing investasi Indonesia.

Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia harus melakukan transformasi ekonomi yang dapat meningkatkan produktivitas dan nilai tambah yang tinggi di berbagai sektor.

Transformasi ekonomi seharusnya dilakukan antara lain dengan memperkuat sektor-sektor ekonomi prioritas, memperkuat industri manufaktur yang berorientasi eksport, memanfaatkan teknologi informasi, meningkatkan kapasitas ekonomi rakyat dan meningkatkan industri kreatif.

Produk dalam negeri harus mempunyai nilai tambah dan daya saing sehingga kompetitif di pasar domestik maupun internasional.

Tonton juga : Belasan Ruko di Kota Pinang Hangus Di Lalap Sijago Merah 

Di samping itu, seluruh komponen bangsa harus membangun cinta produk dalam negeri.
Kebijakan menuju Indonesia Jaya harus direncanakan dengan baik.

Jika bangsa Indonesia gagal dalam merencanakannya dengan baik, sama dengan merencanakan kegagalan. Oleh sebab itu dibutuhkan komitmen yang kuat untuk membuat perencanaan yang baik tersebut (unless commitment is made, there are only promises and hopes but no plans, Peter Drucker)
Di samping itu, kebijakan yang telah direncanakan dengan baik harus dilaksanakan secara konsisten, terstruktur, sistematis dan massif.

Siapapun pemimpin bangsa ini, harus mempunyai komitmen untuk melaksanakan kebijakan Indonesia Jaya 2045, bersama-sama dengan seluruh bangsa Indonesia.

Tiada keberhasilan tanpa kerja keras, cerdas serta kebersamaan. Dengan demikian Indonesia Jaya 2045 akan menjadi kenyataan bukan illusi. (KRO/Dosen STAI Sumatera Medan/ Syahrul Sitorus)