RADARINDO.co.id-Medan: Terharu dan sedih hati kami saat bercengkarama dengan Bang Agam Zapina. Bahagia hati kami karena sesekali masih bisa tertawa polos darinya. Meski raut wajah yang sudah mulai lapuk termakan usia.
Pria yang biasa disapa bang Agam ini sudah 4 tahun berbaring diatas kasur dan diatas lantai ruang tamu rumahnya di perumahan Menteng Indah, Medan. Kami juga merasakan kebanggaan yang dalam saat melihat lukisan, kartunis, kaligrafi karya jarijemari sosok pria 70 tahun ini yang tergantung di dinding ruang tamu rumah yang sederhana.
Tak pelak terlihat dipojok kompleks Perumahan Menteng Indah. Kenangan 40 tahun silam, sosok Bang Agam di dunia jurnalis, saat itu media cetak yg harus diukir oleh tinta dan karya seninya, terungkap dalam cerita. Pertemuan singkat dan tak beragenda ini, ketika Pemred KORAN RADAR GROUP RADARINDO.co.id Sabar M Siregar, berkunjung ke kediamanya.
Tampak, Mimi istri setia bang Agam ia pun sempat menceritrakan adanya internal melalui surat dari Pengurus Forum Komunikasi Warga Menteng Indah turut dibubui tandatangan Kepling, menyatakan harus membayar iuran 4 tahun. Air matanya nyaris jatuh tertahan oleh kegalauannya, secara polos dia akui, selama 4 tahun sebagai kepala keluarga menderita sakit, tidak mampu menopang kebutuhan hidup secara layak
“Kami banyak dibantu warga Menteng”,cetusnya polos. Hatiku sangat terhanyut dalam keperihan, sungguh tak berprikemanusiaan betul, pengelola kompleks ini suara batinku.
Padahal keluarga banganda ini cukup loyalitas dalam bermasyarakat pengurus forum, buta mata hatinya mendikte warganya yang tidak berdaya.
“Malah kabarnya kalau warga tidak bayar iuran nama namanya akan diumumkan, sekejam itu kah kalian berbuat, apalagi disaat sekarang warga dalam keadaan panik akibat wabah corona,” ujarnya kepada Lifanan yang juga staf redaksi RADARINDO.co.id
Semula saya tak percaya, banyak warga mensinyalir oknum pengurus Forum berbuat mencari keuntungan pribadi. Saat saya menjadi penghuni perumhan Menteng tebal sangat rasa kebersamaan warga. Setiap buat acara, ramai, sumbangan donator bahkan Warga TKI di Malaysia ikut berpartisipasi.
Tetapi dua tahun terakhir berubah total, bak kata tempoe doeloe terkesan dikelola sesuka hati. Pengawas dan pembina atau penasehat Forum, kepling tercermin seolah olah tak bisa membedakan yang sakit dan sehat. Sehingga yang terjadi semakin tebal ketidakharmonisan di komplek ini. (KRO/RD/Aru)