RADARINDO.co.id-Medan: Ingat ERAMAS, ingat Sumut Satu dan Sumut Dua. Dalam kapasitas sebagai Wakil Gubernur, Ijeck nama panggilan kecilnya saat ini menjadi ketua DPD Golkar Prov. Sumut. Sementara Edy, secara senioritas pernah menjadi Pangdam II/BB yang tentu tak bisa dipandang sebelah mata pula dikalangan keluarga TNI, meski TNI aktif tak punya hak pilih tetapi jaringan keluarga pasti punya andil. Masing-masing punya peluang besar.
Baca juga : Personel Polsek Hutaimbaru Ringkus Pencuri Motor
Apa benar mereka pecah kongsi? Tentunya hanya mereka berdua yang mengetahui. Puncak kuasa telah mereka genggam di 2018, soal apakah janji sudah mereka laksanakan secara hukum dunia, tentunya pejabat terkait dan kompeten pula yang mampu menjawabnya. Selanjutnya semua kita kembalikan keurusan akhirat kelak
Tapi publik tentu punya alasan juga untuk menilai sang pemimpin dengan segala kurang dan lebihnya. Meski publik dihantui jawaban, “apa hak dan wewenang anda untuk menilai” seperti jawaban Edy Rachmayadi selaku Ketum PSSI saat ditanya jurnalis Aiman Witjaksono yang sedang live Kompas TV soal meninggalnya suporter Persija, dirangkai dengan kesibukannya sebagai Gubernur Sumatera Utara, “apa urusan anda menanyakan itu”.
Pemilihan pimpinan di daerah bukan sekedar tahta kuasa belaka tapi lebih kepada harta, yang bukan saja untuk partai pendukungnya tapi turun sampai ke perangkat aparaturnya. Nah pembahasan kali ini semakin menarik, kira-kira isu apalagi yang hendak dihembuskan? Sebab beberapa partai sudah kasak-kusuk untuk dukung mendukung pencalonan.
Tentunya kita semua berharap berdemokrasi jangan sampai mencederai, seperti halnya pola sentimen agama yang dibawa saat Pilkada DKI 2017 yang menjadi sejarah kelam, hitam dan paling brutal dalam sejarah demokrasi. Hingga urusan jenazahpun diultimatum diabaikan hanya karena beda pilihan.
Pesta demokrasi adalah sebuah pesta rakyat, bak sebuah hajatan ada hiburan dan penganan yang siap disantap. Pesta yang penuh dengan sukacita.
Apapun sajiannya itu yang kita santap, jika punya rekam jejak jelek tak perlu dipilih. Sama halnya saat diri punya bibit Asam Urat di meja hidang prasmanan tersedia aneka kerupuk dan Emping, tentulah tak perlu mengambil Emping, cukup kerupuk yang lainnya, jika itupun tak ada lagi cukup tinggalkan.
Baca juga : Hentikan Galian C Ilegal, Akses Jalan Diportal Warga
Jalan itu masih panjang, tapi semuanya butuh persiapan dan perencanaan. Deal-deal politik menjadikan hari-hari terasa begitu cepat dan malam menjadi semakin panjang larut dalam perbincangan. Komunikasi dibangun ke beberapa jaringan dan komunitas. Plan A dan plan B dibangun juga plan alternatif lainnya. Bersicepat menyusun strategi.
Pilihlah pemimpin yang amanah dalam memperjuangkan kesejahteraan warga dan masyarakatnya. Pilih pemimpin yang sayang warganya, bukan sekedar mau pilihan ada Subuh Berkah dan Jum’at Berkah tapi sesudah duduk dan terpilih lupa karena sibuk yang katanya bekerja. Bekerja tapi entah untuk siapa Karena bila berjanji harus ditepati, bila bernazar harus pula dibayar. Mari kita songsong Pilkada Sumut 2024 menjadi indah dengan penuh rasa suka cita. Semoga… (KRO/RD/BUDI)