RADARINDO.co.id : Pernihakan beda usia memang sering terjadi diseluruh negara di dunia. Namun, tidak semua dari pernikahan tersebut mendapat kebahagiaan. Tetapi malah berakhir dengan penyesalan.
Baca juga : Wakapolda Riau Jum’at Curhat Bersama Warga Rumbai
Seperti yang dialami seorang kakek berusia 76 tahun di Guangdong, China, bernama Ly yang mengaku menyesal setelah menikahi gadis berusia 19 tahun.
Melansir tribuntrends.com, Ly yang tinggal di desa ini menikah dengan seorang gadis muda berusia 19 tahun bernama Yang Xiaoping pada tahun 2013 silam. Tak lama setelah menikah, mereka dikaruniai seorang putra yang diberi nama Lee Quang Huu.
Kini setelah 10 tahun menikah, Ly mengungkapkan penyesalannya. Hal itu terkait dengan keputusan Ly yang menikah dan punya anak di usianya yang sudah senja. Dikarenakan kesehatannya semakin memburuk karena usianya sudah memasuki 76 tahun, Ly menggali lubang besar di lereng bukti di belakang rumahnya.
Lubang tersebut merupakan kuburan yang ia siapkan sendiri jika kelak meninggal. “Ketika saya meninggal, saya bisa langsung dikubur di sini, mengurangi beban istri dan anak-anak saya,” ujar Ly, baru-baru ini.
Membagikan ceritanya pada media, Ly mengeluhkan kehidupan keluarganya yang mengalami kesulitan. Kondisi kesehatan Ly sangat lemah mengingat usianya sudah 76 tahun. Bukan hanya itu, satu mata Ly juga buta.
Kendati demikian, Ly masih melakukan pekerjaan apapun agar bisa memberi makan untuk dirinya sendiri, istri, dan anaknya. Mirisnya, istri Ly justru mengalami gangguan mental setelah melahirkan anaknya.
Penyakit mental yang diderita Yang Xiaoping semakin parah. Bahkan, Yang Xiaoping tidak lagi mengingat dirinya sendiri. Sepanjang hari ia akan berkeliaran dan bicara sendirian. Ketika mendengar musik, Yang Xiaoping akan menari dan berlari.
Baca juga : Tim Jumpe Romansa Polda Riau Kembali Salurkan Bantuan
Jika sang istri sudah tak bisa dikendalikan, Ly akan menguncinya di dalam rumah. Hal ini dilakukan karena sudah tidak punya pilihan lain. Ly juga menyesal karena saat sang istri mengidap gangguan mental, ia tidak langsung membawanya ke rumah sakit jiwa.
Jika ia membawa ke RSJ, Ly tak perlu mengkhawatirkan kondisinya. Ly khawatir jika dia meninggal nanti, tidak ada yang mengurus istri dan anaknya. Sesal yang menghampiri Ly dikarenakan nasib keluarganya yang miris. Di sisa hidupnya, Ly hanya ingin bisa segera menemukan kerabat sang istri agar ada yang mengurus jika ia meninggal nanti. (KRO/RD/W/TRB)