RADARINDO.co.id-Belawan : Puluhan nelayan tradisional di Lingkungan 36 Paluh Perta Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan, mengeluhkan keberadaan proyek penanggulangan banjir ROB Belawan (lanjutan).
Hal itu dikatakan salah seorang nelayan jala warga Lingkungan 36 bernama Harunsyah (53) kepada media ini menjelang pelaksanaan Sholat Dzuhur di Masjid Jamik Jalan Selebes Belawan, Selasa (19/3/2024).
Baca juga : Polres Batu Bara Musnahkan 2 Kg Sabu
“Sampan saya sekarang sudah tidak bisa lagi lewat jembatan karena tertutup proyek pintu air itu. Saya dan nelayan jala lainnya sekarang terpaksa memarkirkan sampan di seberang jalan tol yang sangat jauh dari rumah saya,” keluh Harunsyah yang sudah sekitar 30 tahun berprofesi sebagai nelayan tradisional.
Ayah 4 orang anak dan 4 cucu itu bersama nelayan jala lainnya saat ini mengaku merasa cemas dengan jauhnya sampan terparkir. Pasalnya, rawan terjadi tindak pidana pencurian.
“Kami sekarang ini merasa sangat khawatir sampan kami dicuri orang, soalnya jauh dari pantauan saya. Apalagi kalau malam dan turun hujan, waduh saya sangat cemas kehilangan sampan. Sehingga saya bolak balik keluar rumah untuk mengecek sampan saya,” ujarnya, sambil berharap pemerintah memperhatikan nasibnya.
Baca juga : Tingkatkan Kemampuan, Sat Brimob Poldasu Latihan Amankan Negara
Sementara itu, Sekcam Medan Belawan, Yosse Ferri mengaku pernah didatangi seorang warganya yang mengeluh karena sampannya tidak bisa lewat.
Terkait hal itu, pihak pelaksana proyek yang akan dikonfirmasi belum berhasil ditemui. Sementara salah seorang pekerja yang ditanya soal keberadaan plank proyek, menyebut sempat dipasang tapi dirobek orang, sehingga tidak dipasang lagi. “Tadinya papan plank itu ada, cuma rusak dirobek orang jadi gak dipasang lagi. Tapi nanti kalau ada orang pusat datang baru dipasang,” ujarnya.
Dari pantauan, pada dinding kantor proyek tampak keterangan bahwa proyek tersebut bernama Pembangunan Prasarana Pengendalian Banjir ROB Belawan (Lanjutan) dengan anggaran sekitar Rp 100 miliar dan dikerjakan secara KSO oleh PT Runggu Prima dan PT Duta Raya. (KRO/RD/Ganden)