New Normal, Saatnya Dunia Pariwisata Bergairah Kembali

65 views

RADARINDO.co.id-Jakarta: Ketua MPR RI Bambang Soesatyo optimistis pariwisata menjadi salah satu sektor yang akan segera bangkit di era normal baru.

Bamsoet-sapaannya-  berharap pemerintah bisa memberikan insentif khusus untuk merangsang wisatawan kembali membanjiri objek wisata dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Misalnya pemerintah bisa bekerja sama dengan maskapai penerbangan memberikan diskon tiket pesawat. Khususnya, untuk penerbangan ke 10 kawasan wisata prioritas yang dikenal dengan 10 Bali Baru, di mana kawasan Danau Toba masuk di dalamnya, dengan catatan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 tetap dipertahankan,” kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Selas (9/6)

Hal itu dikatakan Bamsoet saat mengisi Webinar bertajuk “Strategi Pengembangan Pariwisata di Kawasan Danau Toba di Era Gaya Hidup Baru” yang diselenggarakan oleh Komite Masyarakat Danau Toba, dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa.


Dia meyakini karakteristik pariwisata di kawasan Danau Toba yang menawarkan keindahan alam sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ingin melepas penat usai pandemi COVID-19.

Menurut dia, tinggal bagaimana masyarakat dan pemerintah setempat bisa menjamin di sekitar kawasan pariwisata tidak terjadi kerumunan serta managemen hotel memberikan jaminan kebersihan seluruh sarana dan prasarananya.

Menurut dia, jika setiap kelompok masyarakat Batak memiliki semangat yang sama untuk membangun daerah asal, maka kawasan Danau Toba akan maju dan mampu menghadapi berbagai tantangan yang ada.

Bamsoet mengatakan dengan banyaknya tokoh, baik pejabat, pengusaha, seniman dan budayawan, maupun tokoh lainnya yang lahir dari daerah ini, seharusnya bisa menjadi sumberdaya potensial untuk menggerakkan kemajuan perekonomian Danau Toba, terutama di saat terjadinya pandemi seperti sekarang ini.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia itu menjelaskan pada dasarnya kebutuhan masyarakat terhadap wisata sangat tinggi, jika dahulu pariwisata hanya masuk kategori kebutuhan tersier, kini sudah menjadi kebutuhan primer.(KRO/RD/antr)