Ngeri, Ini Beberapa Penyakit Menular Seksual

113 views

RADARINDO.co.id : Penyakit menular seksual atau PMS, merupakan penyakit yang diakibatkan hubungan seksual secara vaginal, oral, dan anal serta melalui kontak kulit. Perlu diketahui, penyakit tersebut tidak sama dengan infeksi menular seks (IMS).

Dilansir dari cnnindonesia, penyebab penyakit menular seksual dimulai dari infeksi, tetapi tidak semua infeksi berubah menjadi PMS. Infeksi terjadi karena serangan bakteri, virus, atau parasit yang menyerang tubuh. Namun biasanya infeksi tak langsung menimbulkan gejala.

Baca juga : Buah Pisang Ternyata Miliki Beragam Vitamin Dapat Jadi Obat Alami

Sementara penyakit seks menular biasanya muncul dengan tanda yang jelas. Gejala PMS biasanya dimulai dengan IMS simtomatik. Gejalanya diantaranya rasa sakit atau tidak nyaman selama aktivitas seksual dan ketika buang air kecil. Selain itu, muncul luka, benjolan, atau ruam di sekitar vagina, penis, testis, anus, bokong, paha, hingga mulut.


Pendarahan dari penis atau vagina, buah zakar nyeri atau bengkak, gatal di sekitar vagina, dan pendarahan setelah aktivitas seksual.

Sementara, beberapa penyakit menular seksual diantaranya penyakit radang panggul. Ini merupakan penyakit menular seks yang berasal dari IMS seperti gonore, klamidia, dan trikomoniasis. Ketiga IMS itu dapat berubah menjadi penyakit radang panggul jika tidak segera ditangani.

Baca juga : Wanita Hamil Wajib Makan Pisang, Manfaatnya Tak Disangka

Penyakit radang panggul juga bisa muncul dari infeksi bakteri lain. Gejalanya nyeri panggul atau perut bagian bawah, rasa sakit saat berhubungan seksual secara vaginal dan saat buang air kecil, pendarahan vagina yang tidak teratur, berat, dan menyakitkan, keputihan yang tidak biasa, mual, dan demam.

Kemudian sifilis tersier. Penyakit ini masuk sebagai IMS dengan gejala muncul luka bulat kecil di alat kelamin, anus, dan mulut. Namun ketika tidak ditangani, sifilis tersier akan masuk ke fase laten dan serius sehingga menjadi PMS.

Penyakit ini dapat berdampak pada hilangnya penglihatan dan pendengaran serta ingatan, kondisi kesehatan jiwa, infeksi otak atau sumsum tulang belakang, hingga penyakit jantung. (KRO/RD/CNN)