Pengusaha Sebar Uang, Sejumlah Warga Pingsan Gegara Rebutan

29

RADARINDO.co.id – Pekalongan : Sejumlah warga di Pekalongan pingsan gegara rebutan uang sekitar Rp35 juta yang disebar pengusaha batik bernama Ubaidillah dan Fitri Handayani dalam tradisi dundunan. Pihak Kepolisian langsung menghentikan acara udik-udikan itu. Tradisi itu diadakan di depan rumah Ubaidillah di Banyurip Gang 2, Banyurip, Kecamatan Pekalongan Selatan, Jum’at (06/9/2024) siang.

Baca juga: KPK Terima Laporan Dugaan Gratifikasi Jet

Mengetahui adanya bagi-bagi uang, ribuan warga antusias untuk datang ke lokasi. Mereka bahkan sudah memadati lokasi penyebaran uang di depan rumah Ubaidilah beberapa saat sebelum acara dimulai.

Selain uang receh, juga ada uang kertas yang dibalut dengan permen. Selain itu, bos batik juga memberikan doorprize seperti kipas angin, televisi, hingga kulkas bagi warga yang beruntung.

Saat penyebaran uang dilakukan, ribuan warga langsung saling berebut uang. Warga berdesak-desakan dan saling dorong untuk mendapatkan uang yang dilemparkan. Kondisi ini membuat semakin tidak kondusif. Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, polisi pun turun tangan dan menghentikan kegiatan tersebut.

Kapolsek Pekalongan Selatan, AKP Aries Tri Hartanto menjelaskan, kegiatan akhirnya dihentikan. “Karena massa yang banyak dan suasana tidak kondusif, tidak semuanya uang dan doorprize disebarkan,” terang Aries, seperti dilansir dari cnnindonesia, Sabtu (07/9/2024).

Baca juga: Dijanjikan Jadi Artis, 4 Mahasiswi Cantik Malah “Dijual”

Aries juga menyebut ada sejumlah warga yang pingsan akibat berdesakan saat berebut uang. Tidak hanya itu, ada juga yang sampai terluka dan berdarah, bahkan kehilangan ponselnya.

“Ada beberapa yang pingsan karena desak-desakan, berdarah, bahkan kehilangan handphone sehingga kami amankan dan kami imbau untuk kembali ke rumah masing-masing,” kata Aries. Sementara, Ubaidillah mengaku tidak menyangka, warga yang datang ke depan rumahnya untuk mengikuti acara udik-udikan sangat banyak, hingga ribuan. Bahkan, yang datang tidak hanya warga dari wilayah Banyurip saja, tetapi banyak yang datang dari luar. (KRO/RD/CNN)