RADARINDO.co.id – Medan : Penyakit misterius menimbulkan keresahan, khususnya di Provinsi Kwango, Kongo. Pasalnya, mirip flu tersebut telah menelan korban jiwa hingga puluhan orang.
Denise Kabeya (40) yang tinggal di daerah Panzi di Provinsi Kwango, Kongo bagian Barat tempat otoritas kesehatan mengatakan, sebagian besar kasus penyakit yang tidak diketahui itu muncul sejak Oktober. Bulan itu, putri Kabeya bernama Diane yang berusia 12 tahun, tiba-tiba jatuh sakit.
Baca juga: Daun Pepaya Bisa Tingkatkan Trombosit, Ini Sejumlah Manfaat Lainnya
“Anak kesayangan saya sakit kepala, pilek, tidak nafsu makan, dan lemah secara fisik. Saya pikir itu malaria dan demam tifoid,” ungkapnya, sembari menjelaskan bahwa penyakit-penyakit itu endemik di wilayah tersebut.
Ketika Diane mengalami hidung tersumbat, Kabeya berharap yang terburuk sudah berakhir dan ia akan pulih dengan cepat, seperti yang biasa terjadi ketika ia mengalami gejala-gejala tersebut. Namun, anak tersebut mengeluhkan lebih banyak rasa sakit dan nyeri, hingga akhirnya meninggal dunia karena penyakitnya pada akhir Oktober.
Menurut data dari otoritas kesehatan setempat, antara 24 Oktober dan 11 Desember, ada 514 kasus penyakit yang tidak terdiagnosis yang dilaporkan di delapan dari 30 area kesehatan di zona kesehatan Panzi.
Awal minggu ini, WHO, yang telah mengirim para ahli ke wilayah tersebut untuk menyelidiki penyebab wabah dan membantu penanggulangan, mengatakan lebih dari 30 orang telah meninggal di rumah sakit akibat penyakit tersebut. Ada 44 kematian lainnya yang tercatat di komunitas terpencil di Panzi.
Menteri Kesehatan Kongo, Roger Kamba mengatakan, wabah tersebut pertama kali dilaporkan pada bulan Oktober, dengan tingkat kewaspadaan dinaikkan pada akhir November. Sebagian besar kasus dan kematian terjadi pada anak-anak di bawah 14 tahun, dan anak-anak di bawah lima tahun menjadi kasus terbanyak.
Karena sangat sedikit yang diketahui tentang penyakit misterius ini, sulit untuk mengetahui mengapa anak-anak begitu rentan. Kamba mengatakan bahwa penyakit itu mirip flu. “Gangguan pernapasan ditemukan pada beberapa anak dan beberapa orang lainnya meninggal,” kata Kamba.
Baca juga: Harus Tahu, Ini Dampak Positif dan Negatif Minum Kopi Tiap Hari
Ia mencatat bahwa beberapa pasien mengalami anemia, yang menjadi penyebab beberapa kematian terkait penyakit tersebut. Kasus kekurangan gizi parah telah memperburuk penyakit pada beberapa anak.
Menurut sumber lokal di Panzi, informasi tersebut juga didukung oleh Kementerian Kesehatan nasional. “Gejalanya mirip flu. Pasien menderita demam tinggi, sakit kepala, batuk, pilek, dan nyeri,” kata Serges Zenga, seorang dokter yang bertugas di zona kesehatan Kenge, dekat Panzi. (KRO/RD/PR)