RADARINDO.co.id : Para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Myanmar sangat berharap dapat segera pulang ke tanah air. Pasalnya, mereka kerap diperlakukan tidak manusiawi, bahkan tidak jarang mengalami tindakan intimidasi dan kekerasan.
Baca juga : Modus Pinjamkan HP untuk Main Game, Kakek Tega Cabuli 2 Cucu
“Saya harap buat Bapak Presiden Joko Widodo, dan meminta bantuan agar kami segera dipulangkan dari lokasi KK Garden, Myanmar ini. Karena sampai sekarang ini kami belum juga ada dievakuasi, Pak. Saya minta dan teman-teman saya, tolong bebaskan kami, Pak,” ungkap salah seorang PMI bernama Andreas Richardo, dalam unggahan video Tiktok @andre_aries, melansir bulat.co.id, Rabu (24/5/2023).
Andreas dan teman-temannya satu rombongan sesama PMI yang berjumlah 12 orang, telah bekerja sekitar enam bulan di KK Garden, Myanmar, sebuah daerah yang berbatasan langsung dengan Thailand.
Namun, suasana dan sistem kerja di Myanmar tidak sesuai dengan harapan. Sebab PMI diperlakukan seperti budak, kerap mendapat intimidasi dan tindakan kekerasan, serta tidak diizinkan untuk berinteraksi di luar lokasi kerja.
“Kami sudah menunggu dari tahun kemarin. Dari bulan satu (Januari), kami sudah diurus (proses pemulangan) oleh orangtua kami. Namun dari bulan satu sampai sekarang (Mei) ini, kami tidak juga dijemput-jemput oleh tiga lembaga yang mengurus. Tidak ada evakuasi sama sekali,” terang Andreas.
Dalam video unggahan lainnya, Andreas menerangkan awal mula dia dan teman-temannya bersedia bekerja di Myanmar didapat dari informasi lowongan pekerjaan di luar negeri dari media sosial Facebook. Dari informasi tersebut, mereka dijanjikan gaji Rp 10 juta per bulan untuk posisi sebagai tenaga administrasi.
Baca juga : Korupsi “Berjamaah”, Eks Kadiskes Deli Serdang Ditahan Bersama 3 Bawahannya
Setelah menjalani wawancara secara daring dan memastikan jika pekerjaan yang dijanjikan adalah resmi, mereka pun diberangkatkan oleh agen penyalur tenaga kerja menuju Thailand.
Namun sesampainya di Thailand, agen penyalur tenaga kerja yang berada di negara tersebut, justru meminta paspor dari masing-masing PMI, dengan alasan untuk diuruskan visa kerjanya. Dari situ, mereka kemudian diberangkatkan menuju KK Garden, Myanmar. (KRO/RD/BUL)