RADARINDO.co.id – Batu Bara: Proyek tembok penahan tanah peningkatan Struktur berlokasi di ruas jalan Provinsi Bandar Khalifah (Batas Kabupaten Serdang Bedagai) dengan Desa Lalang (Akses Inalum) di Kabupaten Batu Bara sempat jadi buah bibir.
Baca juga : EPZA Sesalkan Polsek Percut Lambatnya Penanganab Laporan Kasus
Konon pasalnya, proyek yang baru dikerjakan Rp11,3 Miliar tersebut kini ambruk.
Sontak saja, kejadian itu sempat beredar di medsos proyek ambruk. Sementara itu, Kadis Bina Marga dan Bina Konstruksi Pemprovsu, yang akan dikonfirmasi tidak berada ditempat.
Sedangkan Kepala UPTJJ – Tanjung Balai, melalui Anton sebagai Konsultan mengatakan bahwa kejadian robohnya tembok penahan tanah diakibatkan karena faktor alam, karena hujan deras membuat air tergenang.
“Karena curah hujan deras membuat air tergenang, tergerus la dia, barusan aja ditelpon, dan besok saya akan kesana, anggota kita sudah disana, kronologisnya kek mana biar bisa ditanggulangi,” kata Anton via seluler, Senin (20/09/2021).
Lebihlanjut dikatakan Anton, pembangunan tembok penahan tanah memang tidak mengunakan cerocok, dan terkait pengawasan dilapangan dirinya tidak mengetahui siapa yang dihunjuk oleh KPA.
Hal senada dikatakan UPT Bina Marga Sahrial bahwa ambruknya tembok penahan tanah diakibatkan debet curah hujan yang deras.
“Kami akan secepatnya lakukan perbaikan”, ungkap Sahrial.
Pantauan RADARINDO.co.id dilokasi, pasca ambruknya tembok penahan tanah Proyek Peningkatan Struktur pada ruas jalan Provinsi Bandar Khalifah (Batas Kab.Serdang Bedagai) – Desa Lalang (Akses Inalum) di Kabupaten Batu Bara.
Terlihat rekanan kontraktor berupaya untuk membenahi. Sementara pada papan Informasi kegiatan, Satuan Kerja (Satker) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Dinas Bina Marga Dan Bina Konstruksi UPTJJ – Tanjung Balai, dengan Nilai Kontrak Rp11.315.442.700.
Bersumber Dana dari APBD tahun Anggaran 2021 sebagai penyedia jasa adalah CV. RK, dengan konsultan oleh PT. KCE.
Beberapa warga setempat yang ikut menyaksikan kondisi proyek tersebut ambruk, menyesalkan hal tersebut.
“Apalagi proyek yang baru saja di kerjakan, kemudian ambruk. Anehnya mereka bilang karena faktor alam”, ujar seorang pria yang tidak mau disebutkan namanya.
Baca juga : Penuhi Janji Lantamal I Belawan Berikan Vaksin Dosis Kedua di Yayasan Hang Tuah
Hemat saya, ujarnya lagi, APH harus membentuk tim investigasi guna mengumpulkan bahan keterangan.
Tim penyidik harus melakukan penyelidikan dan penyidikan atas ambruknya proyek tersebut.
Selain itu, sumber yang mengaku melihat kondisi wajah Kepala UPT, konsultan dan pemborong katanya mulai “keringat dingin”. Karena mereka harus bertanggung jawab, tegas sumber. (KRO/RD/DHASAM)