RARARINDO.co.id-Medan: Kinerja SDIT Assyfa menjadi sorotan publik. Dianggap tidak hanya tekah mencoreng dunia pendidikan dengan modus menàgih uang makan dari Wali murid, juga dituding “Peras”.
Meskipun para siswa di rumahkan dengan modus modus, uang makan Dan snack tetap hàrus dibayar. Anehnya, jika tidak dibayar maka rapot anak ditahan.
Cara seperti ini jelas merugikan wali murid. Apalagi situasi sekarang ini Kita dilanda pandemi covid 19. Demikian disampaikan salah seorang wali murid yang minta namanya dirahasiakan pada RADARINDO.co.id Kamis (04/06/20).
Sumber kembali menjelaskan, sebelum covid melanda, uang sekolah setiap bulan Rp850 ribu, ung makan dan snack itu per hari Rp16 ribu dikali 25 hari jam masuk sekolah.
Berarti uang makan dan snack sebesar Rp450 ribu sisanya itulah uang SPP anak setiap bulan. Yang menjadi pertanyaan, di masa covid dimana anak kami sedang di rumahkan selama 3 bulan. Berartikan tidak masuk sekolah. “Lalu anehnya, kami disuruh bayar dan hanya mendapat diskon Rp100 ribu saja”, ujar sumber denga nada sedih.
Apakah ini namanya bukan pemerasan? Ujarnya lagi dengan nada bertanya. Dijelaskan lagi bahwa, semasa aktif belajar jam belajar anak kami di SDIT Assyfa itu sampai sore maka ada biaya makan dan snack.
Tapi kalau kita dirumah tidak ke sekolah dari mana dasarnya kita diwajibkan bayar uang makan dan snack. Cara ini jelas jelas merugikan orangtua siswa, ungkap summber yang mengaku kalau suaminya baru terkena PHK.
Kalau Kita merujuk dari program pemerintah Dan seruan DPR meskinya uang SPP pun di diskon 50 persen, kini malah diharuskan membayar uang makan dan snack. Contoh ringan saja kita kos, lalu kita pulang kampung selama satu bulan. Apakah pemilik kos kita memaksa hàrus bayar uang makan, uang kos, ujarnya lagi.
“Kita tak usah muluk -muluk jumlah siswa SDIT mulai kelas 1 sampai kelas 6 diperkirakan sebanyak 1000 siswa dikali Rp300 ribu per siswa maka total sebesar Rp300 juta, kemudian dikalikan selama 3 bulan atau sebesar Rp900 juta uang wali murid.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDIT Assyfa, Novi saat dikonfirmasi RADARINDO.co.id GROUP KORAN RADAR membeñarkan semuanya. Novu seraya menambahkan, sudah menjadi keputusan Yayasan. Novi juga bertanya kembali siapa itu nama orang tua murid itu yang datang ke kantor Bapak. Tidak cukup sampai disitu Novi juga, menantang “Ini tidak ada urusannya dengan media terutama koran”, ujar Novi saat memberikan tanggapan ketika di konfirmasi. (KRO/RD.A.Aru).