Tanah Galian Proyek Jalan Tol Hamparan Perak Diduga Diperjualbelikan

152

RADARINDO.co.id-Deli Serdang: Tanah hasil galian dari proyek Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Binjai – Pangkalan Brandan yang berada di Desa Bulu Cina Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang diduga diperjualbelikan.

Pantauan RADARINDO.co.id dilapangan Senin (15/2/2021) hingga Selasa (16-2-2021) di lokasi penggalian, tampak 1 unit alat berat beko mengisi material tanah ke dalam puluhan truk colt diesel yang hilir mudik dari dan ke lokasi penggalian mengangkut tanah dibawa ke beberapa oknum penadah di sekitaran Kecamatan Hamparan Perak.

Area lokasi galian yang berada di kelilingi oleh pepohonan tebu milik PTPN 2 tersebut sudah berbentuk kotak dengan kedalam sekitar 5 meter dengan bentangan luas korekan sekitar 10 meter x 30 meter.


Menurut pengawas lapangan pelaksana proyek dari PT HKI, Budi, ketika ditanya mengatakan bahwa dirinya tidak tahu kemana tanah-tanah tersebut dibawa.

“Kami lihat tanah hasil galian dari proyek ini diperjualbelikan ya pak”, tanya RADARINDO.co.id.

“Oh kalau itu saya enggak tau. Kami hanya mengisi tanah saja kepada truk yang datang kesini. Kalau tanahnya dibawa kemana kami gak tau, kami gak pernah cek”, ujar Budi.

Budi yang saat itu didampingi Eko selanjutnya mengatakan bahwa lahan yang digali tersebut akan diperuntukkan sebagai gorong-gorong penyaluran air sebagai fasilitas pendukung Jalan Tol Trans Sumatera.

“Disini mau dibuat box culvert. Jembatan untuk gorong-gorong”, ujar Budi Senin (15/2/2021) siang.

Menurut Budi kalau masyarakat mau meminta tanah hasil galian tersebut harus membuat permohonan secara resmi ke kantornya “Kalau mau minta tanah harus buat proposal dulu ke kantor kami pak”, ujar Budi.

2 unit truk pengangkut tanah hasil galian yang coba diikuti oleh RADARINDO.co.id ternyata mengarah ke sebuah proyek bronjong yang ada di Desa Hamparan Perak untuk menimbun proyek Bronjong tersebut yang ambruk.

Sementara 1 unit truk lainnya mengangkut tanahnya ke kawasan Desa Kota Rantang di Musholla Nurhidayah.

Salah seorang pengurus Mushola Nurhidayah kepada engatakan, “Karena keuangannya tidak mencukupi, maka kami hanya pesan 10 motor aja. Tanahnya untuk nimbun lahan samping Musholla ini untuk buat areal parkir”, ujar Bapak pengurus Musholla yang tidak diketahui namanya tersebut.

Sementara salah seorang warga sekitar Musholla mengatakan bahwa tanah untuk Musholla tersebut dibeli dari oknum penjualnya seharga Rp320.000 per truk.

Sehubungan dengan dugaan jual beli tanah galian proyek Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Binjai-Pangkalan Brandan Zona 1 yang dikerjakan oleh PT. HKI itu, Kepala Proyek (Kapro) nya bernama Hendra belum berhasil dikonfirmasi pada Selasa (16/2/2021) siang.

Menurut 2 orang Satpam di kantor PT HKI yang beralamat di Stabat, Kiki dan Boby, mengatakan bahwa Kapro Hendra sedang cuti, “Pak Hendra sedang cuti pak”, ujar Kiki.

Ketika dikatakan bahwa wartawan ingin menemui Kapro Hendra untuk konfirmasi, kedua security berkulit sedikit gelap itu dengan ekspresi sinis mengatakan, “Ooh Bapak itu gak bisa dijumpai pak. Kalau mau konfirmasi ya Bapak ke Personalia aja. Tapi pak personalianya juga gak ada di tempat”, ujar Kiki diduga berbohong.

Menanggapi dugaan jual beli tanah hasil galian proyek Jalan Tol Trans Sumatera tersebut, Ketua LSM Torpedo Sumut, Zainudin Limbong sangat menyayangkan hal itu.

“Material tanah hasil galian proyek itu kalau gak salah adalah merupakan aset negara. Dan Itu tidak boleh diperjualbelikan sembarangan. Bisa kena pidana itu. Tapi kalau untuk kepentingan sosial dan harus melalui mekanisme yang resmi”, ujarnya.

“Kalau memang benar tanah itu diperjualbelikan, kata Limbong lagi, seyogyanya pihak kepolisian sudah bisa mengambil sikap untuk turun melakukan penyelidikan. Hal seperti ini tidak boleh dibiarkan”, ujar Limbong di kantornya Jalan Kejaksaan, Medan Selasa sore. (KRO/RD/Ganden)