RADARINDO.co.id-Jakarta:
Semut semai atau tomcat sudah ada sejak 200 tahun yang lalu. Tubuhnya berwarna belang-belang hitam dan oranye. Dia juga memiliki sayap tetapi seringkali tidak kelihatan karena disembunyikan.
Mereka tidak suka jika diganggu. Kalau diganggu, mereka akan menaikkan ekor belakangnya yang mirip kalajengking.
Semut semai atau tomcat memiliki racun yang berbahaya bagi manusia. Penyebaran racunnya bukan melalui gigitan seperti nyamuk, semut, atau serangga lainnya karena tomcat tidak menggigit. Tomcat akan mengeluarkan racun dari tubuhnya ketika mereka terancam atau terganggu.
Tomcat juga senang mengeluarkan cairan racunnya di atas benda-benda yang dilaluinya seperti handuk, seprei, baju, atau benda lainnya. Jika tubuh atau kulit kita terkena racunnya, maka akan timbul luka yang rasanya seperti terbakar. Kita akan kesakitan dan merasa tidak nyaman.
Oleh sebab itu, jika kamu melihat serangga ini, jangan coba-coba untuk menyentuhnya, ya! Apalagi memencet atau menghancurkannya! Karena serangga ini akan mengeluarkan racunnya yang berbahaya.
Kita bisa meniup tomcat ke tempat lain lalu ambil dengan tisu, kertas, atau plastik. Setelah itu buang ke tempat sampah. Selain itu, kita juga bisa menyemprotkan pembasmi serangga supaya tomcat itu mati.
Jika kamu sudah sempat terkena racun tomcat, kamu bisa mengolesinya dengan salep acyclovir 5%,hydrocortisone 1%, atau salep betamethasone. Salep itu bisa dibeli di apotek. Namun, apabila luka akibat racun tomcat terasa sangat nyeri, kita bisa memeriksakannya ke dokter. (KRO/RD/Ano)