RADARINDO.co.id – Samosir: Warga Kabupaten Samosir kelukan debu yang ditimbulkan akibat truk diduga milik PT BRP mengangkut material tanah secara sembarangan. Sehingga lingkungan warga kotor dan dicemari debuh yang dapat mengganggu kesehatan warga.
Menurut keterangan sumber ceceran tanah truk PT BRP pasca pembangunan jalan ringroad Samosir khususnya di sekitar kota Pangururan.
Tampak jalanan yang dulu bersih kini menjadi kotor karena ceceran tanah dijalanan kemudin mengering dan menimbulkan debu.
“Jorok dan berdebu karena truk yang sedang mengangkat tanah dari pengoperakan Tano Ponggol yang sedang di kerjakan PT. BRP ini membiarkan tanah berceceran kejalan sehingga menjadi kotor dan ketika panas hari menjadi debu yang menimbulkan polusi di perumahan warga,” ujar warga.
Merasa dirugikan, warga terpaksa melakukan aksi penutupan di jalan Sianjurmula Mula, Kelurahan Pasar Pangururan bagi truk.
Tidak kehilangan akal, para supir truk tersebut mengambil jalan berputar dengan melintasi dari depan rumah dinas sehingga memperpanjang jalan yang jorok akibat bececerannya tanah dari truk tanpa tenda penutup tesebut.
“Disekitar Tajur Kelurahan Pasar Pangururan sampai Hutatinggi terjadi ceceran tanah dan abu yang begitu dasyat, kami sudah minta untuk truk di tendai ternyata tidak,” tegas warga Obin Naibaho.
Sementara itu, Ketua FKTM Samosir ini bersama warga pun melakukan penutupan di jalan Sianjur Mula, Pasar.
“Pangururan kita terpaksa tutup jalan Suajurmula, karena sudah becek dan berabu semua disitu lucunya mereka justru berputar dari rumah dinas bupati, ibu kotanya Samosir ini loh, tambah Obin Naibaho.
Menurutnya warga meminta pemkab samosir dan PT. BRP serta pengusaha trik untuk menghentikan polusi di tengah pemukiman warga ini. Hal yang sama disampaikan seorang warga Mak Riski Boru Pasaribu yang tinggal dan berjualan di sekitar jalan Sinjurmula, kelurahan pasar Pangururan, Samosir.
Becek kali terus jalan disini dan kalau sudah kering dan panas langsung berabu. Debunya lengket ke jualan kami dan rumah kami pun penuh debu, deluh Boru pasaribu.
“Bagaimana kita bisa mengatasi COVID-19 ini jika tidak saling bekerjasama. Tanah timbunan yang berjatuhan di atas jalan ini tentu akan mengering sehingga ber abu seharusnya semua elemen saling menjaga kebersihan, sedih awak lihatnya,” ujar Marcopolo Sitanggang pada satu grup WA.
PT. BRP melalui Manager proyek Dedi sidabutar mengaku sudah memerintakan untuk seluruh truk ditendai ketika membawa tanah timbunan. Kita sudah suruh buat tenda setiap truk dan melakukan pembersihan jalanan pakai tanki air, jelasnya.
Terkait warga yang mengalami sesak dan batuk di sekitar tempat pengorekan tanah yang dilalui puluhan truk proyek setiap harinya, dedi berjanji akan perintahkan anggotanya melihat ke lapangan. Kita akan minta bagian K3 untuk cek ke lapangan karena itu divisi mereka, pungkas Dedi Sidabutar.
(KRO/RD/P. Simbolon)