RADARINDO.co.id – Jakarta : Aksi unjuk rasa penolakan RUU TNI di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025) malam, berujung ricuh. Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengungkapkan, ada empat polisi yang mengalami luka bakar akibat kericuhan tersebut.
“Di tengah aksi yang memanas, empat anggota kepolisian mengalami luka bakar akibat ledakan petasan peluncur,” jelas Susatyo dalam keterangan tertulis, Jum’at (21/3/2025).
Baca juga: Viral, Oknum Polisi Duel dengan Mahasiswa Diatas Truk
Susatyo mengatakan, aparat kepolisian tetap bersikap humanis meski mendapatkan serangan berupa lemparan botol air mineral, batu, hingga petasan. Mereka juga tidak membalas serangan tersebut.
Menurutnya, Polisi tetap mengedepankan pendekatan persuasif tanpa menggunakan senjata api. “Kami terus menghimbau orator dan massa aksi agar tidak melakukan tindakan anarkis. Polisi hadir untuk mengawal aksi ini, bukan untuk dihadapkan dengan kekerasan,” tegasnya.
Namun, saat situasi tidak kondusif dan massa mulai bertindak brutal, polisi mengambil langkah mitigasi agar massa aksi tidak semakin anarkis. Saat unjuk rasa, massa aksi yang terdiri dari mahasiswa dan berbagai aliansi merusak fasilitas umum hingga menutup jalan tol.
Kondisi ini membuat kemacetan parah sebelum akhirnya mereka dibubarkan. Susatyo mengungkapkan, sejak awal pihaknya telah menghimbau massa agar tetap tertib dan tidak melakukan tindakan anarkis. Namun, situasi di lapangan justru memanas.
“Massa justru merusak pagar depan dan gerbang belakang Gedung DPR RI. Bahkan, kaca pos penjagaan di gerbang belakang juga dipecahkan,” ujar Susatyo.
Baca juga: Gunung Lewotobi Erupsi, Dua Desa Hujan Pasir dan Kerikil
Selain merusak fasilitas umum, massa juga menutup akses jalan tol di sekitar DPR sehingga kemacetan panjang terjadi. Situasi semakin tidak terkendali ketika massa mulai merangsek mendekati gedung parlemen.
Akhirnya, setelah beberapa kali peringatan, polisi membubarkan massa pada pukul 20.30 WIB. Situasi di sekitar DPR RI berangsur kondusif, meskipun sejumlah fasilitas umum rusak. (KRO/RD/Komp)