Medan  

Mevolution: Kampanye Komunikasi Emosional Bangun Kesadaran Diri

RADARINDO.co.id – Medan : Di tengah dinamika Car Free Day Medan yang ramai dan penuh semangat, sebuah inisiatif berbeda hadir menyentuh sisi yang lebih personal dan mendalam dari kehidupan masyarakat.

Kampanye bertajuk “Mevolution” yang digagas oleh Sesama Project, kelompok mahasiswa Ilmu Komunikasi dari FISIP Universitas Sumatera Utara, menghadirkan ruang aman di ruang publik, dengan tujuan membangun kesadaran diri, mengenal emosi, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap diri sendiri.

Baca juga: Petugas Gabungan Gagalkan Penyeludupan Sabu 2 Kg di Bandara SSK II Pekanbaru

Mevolution, yang merupakan gabungan dari kata me dan evolution, menyampaikan pesan bahwa setiap individu memiliki hak dan kemampuan untuk bertumbuh secara emosional.

Kampanye ini lahir dari keprihatinan terhadap meningkatnya kasus kecemasan, depresi, hingga perasaan tidak berdaya yang sering kali tak tampak di permukaan, namun diam-diam mempengaruhi banyak orang, terutama generasi muda.

Sesama Project menjadikan isu ini sebagai panggilan untuk bertindak, dengan menghadirkan kegiatan yang menyentuh secara emosional dan komunikatif di dua lokasi utama, yaitu area CFD Medan pada 21 September dan lingkungan FISIP USU pada 29 September 2025 lalu.

Dengan pendekatan yang inklusif dan penuh empati, kampanye ini menghadirkan berbagai aktivitas reflektif yang dirancang untuk membuka percakapan batin peserta dengan dirinya sendiri.

Salah satu ruang ekspresi paling intim yang dihadirkan adalah Confession Box, tempat pengunjung dapat menulis secara anonim tentang rasa takut, luka lama, harapan, atau pesan untuk diri sendiri, baik di masa lalu, masa kini, maupun masa depan.

Melalui tulisan tersebut, setiap orang diberi kesempatan untuk jujur, melepaskan beban, dan menerima perasaannya tanpa penilaian dari siapapun. Disisi lain, Rating Wall mengundang peserta untuk mengukur dan mengevaluasi hubungan mereka dengan diri sendiri, membangun kesadaran tentang seberapa besar penghargaan dan cinta yang mereka berikan kepada dirinya selama ini.

Tidak hanya menyediakan ruang refleksi, Mevolution juga menggandeng tenaga profesional dari DiscoverMe, biro psikologi independen yang telah berdiri sejak 2017, untuk memberikan layanan konsultasi gratis di lokasi.

Antusiasme peserta yang memadati booth konsultasi ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan pendampingan emosional sudah semakin disadari, namun masih memerlukan lebih banyak ruang yang aman dan ramah untuk diakses.

Seluruh rangkaian kegiatan dikemas dalam suasana yang hangat dan interaktif, menjadikan kampanye ini tidak hanya edukatif, tetapi juga menyenangkan.

Permainan-permainan ringan yang diselipkan menjadi jembatan yang efektif untuk mengurangi jarak, menghangatkan percakapan, dan mencairkan suasana agar setiap peserta merasa diterima.

Suasana seperti inilah yang menjadikan Mevolution bukan sekadar kegiatan kampus atau aksi sosial sesaat, melainkan pengalaman emosional yang berbekas.

Banyak pengunjung mengaku merasa lebih tenang, lega, dan termotivasi setelah mengikuti kegiatan ini. Mereka menemukan bahwa di tengah tekanan sosial dan ekspektasi yang membebani, ada ruang yang benar-benar hadir untuk mendengarkan, bukan menghakimi.

Hal ini memperkuat keyakinan bahwa kampanye komunikasi seperti ini dapat menjadi jembatan penting dalam membangun kesadaran mental secara kolektif.

Sebagai komunitas mahasiswa yang bergerak di bidang komunikasi, Sesama Project menunjukkan bagaimana kekuatan pesan yang disampaikan dengan empati dan kreativitas dapat berdampak langsung pada masyarakat.

Baca juga: Lanal TBA Gelar Upacara Peringatan HUT ke-80 TNI

Mevolution menjadi bukti bahwa komunikasi bukan hanya alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga sarana untuk memulihkan, menguatkan, dan menyatukan individu dengan dirinya sendiri.

Dengan dukungan dari DiscoverMe dan kolaborasi bersama CIMSA USU, Mevolution diharapkan menjadi awal dari lebih banyak ruang aman serupa di Medan dan sekitarnya.

Bukan hanya untuk memperingati pentingnya kesehatan mental, tetapi untuk secara aktif menciptakan budaya yang lebih manusiawi, inklusif, dan penuh kesadaran. (KRO/RD/Red)