Kapolda Riau Gelar Pembaretan Bintara Remaja: Jadi Polisi Harus Sabar

53

RADARINDO.co.id-Pekanbaru: Direktorat Samapta (Ditsamapta) Polda Riau menggelar pembaretan perwira serta bintara remaja yang baru saja menyelesaikan pendidikan, Rabu (12/10/2022).

Kegiatan yang digelar di lapangan Mapolda Riau ini, dipimpin langsung Kapolda Irjen Pol Mohammad Iqbal dan Dirsamapta Polda Riau Kombes Pol Faried Zulkarnain.

Baca juga : Gus Jazil Apresiasi Gairah Syiar NU DKI Jakarta

Kegiatan diawali dengan upacara penutupan orientasi. Kemudian dilanjutkan dengan beberapa pertunjukan oleh perwira dan bintara remaja yang akan disematkan baret. Seperti atraksi bela diri silat, yel-yel dan beberapa kemampuan dasar yang telah diperoleh semasa orientasi di Ditsamapta Polda Riau.

Terakhir kali barulah dilakukan pembaretan oleh Kapolda. Usai kegaitan, Irjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan, orientasi serta pembaretan merupakan sebuah tradisi bagi polisi yang baru saja lulus pendidikan.

Baik dari Akademi Kepolisian (Akpol), Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) di Ciputat dan Sekolah Polisi Negara (SPN). Dengan orientasi dan pembaretan, pihaknya ingin menanamkan sebuah kebanggaan dan rasa memiliki.

Oleh karena itu, Polda Riau beserta jajaran menginisiasi acara ini. Dalam acara ini juga ada diberikan materi tentang tugas-tugas.

“Tugas mereka ini kan pencegahan Bahwa, Samapta ini kan tulang punggungnya Polisi untuk mengelola potensi kerawanan dan gangguan keamanan,” ujar Irjen Iqbal.

Iqbal juga menambahkan dalam proses pembaretan penyematan langsung dilakukan oleh dirinya. Hal ini memiliki makna dan tidak sembarangan, artinya para personel yang baru saja dipasangkan baret harus menjadi polisi yang profesional. Dan selalu paham teknis dan taktis dilapangan.

“Dan juga harus mampu mengayomi masyarakat dengan humanis, penuh senyum, tabah serta sabar,” ujarnya berpesan.

Baca juga : Gubsu Harapkan Revitalisasi Bagas Godang Ulu Pungkut Madina Jadi Cagar Budaya dan Situs Sejarah

Polisi juga harus tabah dan Sabar, kalau masyarakat sabarnya cuman satu, polisi sabarnya harus seribu. Jadi jangan sampai nanti menjadi sumbu pendek, Itu bukan polisi kalau sumbu pendek. Biasa dalam negara demokrasi mungkin kita di hardik, papar Iqbal

Jadi harus padam sebelum terjadinya aksi-aksi kejahatan, dengan melalui lewat patroli dan lewat sambang, kita terus melakukan upaya upaya humanis kepada masyarakat.

“Mereka juga harus dibekali strategi pengamanan penyampaian pendapat dimuka umum, atau pengamanan kegiatan masyarakat. Seperti kegiatan konser, sepak bola dan lain lain,” pungkasnya. (KRO/RD/POL/SM)