Nadhifa Asal Kaltim Meninggal Dunia Saat Diklat Pecinta Alam di Gunung Argopuro

67

RADARINDO.co.id-Jember: Seorang mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Jember (UNEJ) bernama Nadhifa Naya Damayanti (18) berasal dari Berau, Kalimantan Timur, meninggal dunia ketika mengikuti kegiatan Diklat Dasar Pecinta Alam di lereng pegunungan Argopuro yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Divisi Pecinta Alam (MAHADIPA) Sabtu dini hari (11/11/2023) pukul 03.00 Wib dinihari.

Baca juga : PTPN Group Serahkan Bantuan kepada Keluarga Pejuang Kemerdekaan

Tim Basarnas Rudi Prahara bersama dengan potensi SAR lainnya menjelaskan, korban diduga meninggal akibat sakit dari riwayat penyakit yang dideritanya. Korban saat ikut kegiatan Diklat Dasar Pecinta Alam itu bersama dengan 13 orang lainnya asal kampus yang sama.

Lokasi kegiatan korban berada di wilayah Hutan Lindung antara petak 64C RPH Arjasa dan 74 RPH Jelbuk BKPH Lereng Pegunungan Argopuro. Tepatnya sekitar Air Terjun Rayap, Kecamatan Arjasa, Jember, Jatim.

Menurut keterangan Dantim Operasi Evakuasi Basarnas Jember Rudy Prahara, kejadian meninggalnya mahasiswi Unej itu. Saat ini masih dalam proses penyelidikan, terkait proses evakuasi korban dari lokasi diklat pecinta alam yang diikuti oleh Tim dari Basarnas Jember bersama potensi SAR lainnya untuk melaksanakan permohonan evakuasi terkait seorang mahasiswi dari Himadipa (MAHADIPA) Kampus Fakultas Teknik Universitas Jember.

Baca juga : Klinik Sri Pamela Medan Lakukan Inovasi Pelayanan Fisioterapi

Demikian dikatakan Rudi saat dikonfirmasi di Kamar Mayat RSD dr. Soebandi Jember. Dijelaskanya, korban mengalami kondisi trouble dan kondisi medis emergency yang membutuhkan untuk dilakukan evakuasi.

Karena kondisi korban yang dinilai sudah kritis, proses evakuasi tidak bisa menggunakan motor, akhirnya dilakukan proses evakuasi dengan cara dipanggul Menuju lokasi mobil 4×4 milik Basarnas Jember yang diparkir di lokasi titik akhir jalan setapak.

“Saat proses evakuasi korban kala itu masih dalam kondisi sadar, dalam proses evakuasi dari lokasi korban awal kondisinya masih bisa bergerak lunglai. Tapi saat proses evakuasi menuju rumah sakit sudah tidak merasakan ada denyut nadi,” kata Rudy. (KRO/RD/An)