Cut Putri Sang Perekam Bencana Tsunami Aceh 2004 Dahsyatnya Gelombang Air Hitam

RADARINDO.co.id – Aceh : Gempa dan gelombang Tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam, meninggalkan luka yang mendalam, khususnya bagi rakyat Aceh. Kejadian pada hari Minggu pagi itu membuat para korban masih mengingat jelas bagaimana gelombang tsunami Aceh meluluhlantakkan rumah hingga menelan ratusan ribu korban jiwa.

Dilansir dari serambi, salah satu penyintas korban Tsunami Aceh, Cut Putri,. menyaksikan hingga sempat merekam detik-detik tsunami Aceh yang pada saat itu, gelombang tsunami melewati kediamannya yang berlokasi di Gampong Lamjamee, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh.

Baca juga : PTPN III Salurkan Dana Program Pendanaan UMK dan Pelatihan Kewirausahaan Triwulan II Tahun 2022

Cut Putri, wanita yang kala itu menetap di Jakarta datang mengunjungi Aceh. Ia datang bersama keluarga besarnya ke Banda Aceh untuk menghadiri pernikahan sepupu. Sebelum hari H tiba, Cut Putri bersama keluarga besarnya sempat mengunjungi beberapa lokasi wisata di Aceh.

Berbekal handycam di tangannya, Cut Putri merekam semua momen liburannya. Bahkan, beberapa destinasi wisata yang dikunjunginya sempat diabadikan Cut Putri, seperti potret PLTD Apung yang masih berada di laut, pantai Lhoknga dan sebagainya.

Hingga pada saat bencana Tsunami Aceh 2004 silam, Cut Putri turut merekam betapa dahsyatnya gelombang air hitam tersebut.

Cut Putri menceritakan kisahnya itu yang kemudian diunggah melalui kanal YouTube Serambinews berjudul “Cut Putri Sosok Perekam Tsunami Aceh 2004” pada, Senin (26/12/2022).

Rumah tingkat dua yang ditempatinya kini, menjadi saksi dahsyatnya tsunami Aceh. Sebelum tsunami Aceh terjadi, Cut Putri menceritakan dirinya sempat jalan-jalan ke seputaran Kota Banda Aceh, pantai Lampuuk hingga Sabang. “Selama berada di Aceh, saya selalu merekam segala kejadian,” kata Cut Putri.

Meski 18 tahun sudah berlalu, Cut Putri masih menyimpan hasil rekaman miliknya yang memperlihatkan potret Banda Aceh sebelum tsunami. Semua direkam Cut Putri sehari sebelum terjadinya tsunami Aceh.

“Sampai hari ini saya masih menyimpan dan melihat kembali bagaimana tampakan Banda Aceh sebelum tsunami, demikian juga tampaknya kota Sabang waktu itu karena sempat juga ke Sabang, bahkan saya juga sempat merekam PLTD Apung. Jadi masih ada di laut waktu itu, lengkap dengan pemandangan laut, dengan orang-orang di sekitarnya di Ulhe Lhue saat itu,” terangnya.

Hingga pada hari Minggu, 26 Desember 2004, Cut Putri menceritakan saat itu dirinya beserta keluarga tengah bersiap untuk mengantar sepupunya dalam acara Tueng Dara Baro atau mengantar pengantin wanita ke daerah Lampulo.

Baca juga : Peringatan ke-18 Ribuan Warga Ikut Berdoa di Kuburan Massal Tsunami Khusyuk Diiringi Air Mata

Pagi itu pukul 07.59 WIB, Aceh diguncang gempa bumi 9,3 skala richter dan disusul dengan gelombang besar tsunami. Cut Putri menceritakan jika pagi itu ia melihat semua orang panik saat gempa.

Berbekal ilmu kesiapsiagaan bencana yang dimilikinya, Cut Putri langsung mengajak orang yang di sekitarnya untuk naik ke lantai dua rumahnya. Dari balkon lantai dua rumah itu, Cut Putri kemudian melihat dahsyatnya gelombang tsunami yang melewati depan rumahnya dan

Merekam, meski beberapa kali Cut Putri sempat terpleset saat menaiki tangga.

Dalam rekaman itu, tampak puing bangunan dan air hitam mengalir deras dari depan rumahnya. Cut Putri berhasil merekam detik-detik tsunami Aceh. Dari hasil rekaman ini pula, video rekaman Cut Putri berhasil membuka mata dunia akan dahsyatnya gelombang tsunami. (KRO/RD/SRB)