RADARINDO.co.id – Batu Bara : Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batu Bara rencananya ingin menjadikan Istana Niat Lima Laras sebagai cagar budaya.
Baca juga : Kapolri Perintahkan Tindak Tegas dan Tangkap Semua Debt Collector
Salah satu tokoh budayawan Kabupaten Batu Bara, Buyung Morna menanggapi bahwa rencana tersebut yang di nanti-nantikan oleh masyarakat Kabupaten Batu Bara terkhusus masyarakat Melayu Batu Bara. Hal ini disampaikan Buyung Morna saat berkunjung ke rumah dinas Bupati, Minggu (24/03/2024).
Sebagai informasi, Kerajaan yang ada di Kabupaten Batu Bara ada sebanyak 9 kerajaan, yang dahulunya masing-masing mempunyai Istana, tetapi pada masa revolusi sosial istana – istana tersebut di hancurkan dan yang selamat hanya istana Niat Lima Laras.
Selaku tokoh budayawan Kabupaten Batu Bara, Buyung Morna sedikit menceritakan sejarah asal usul Istana Niat Lima Laras. Nama istana Niat Lima Laras diberikan pada masa raja berniaga ke Negeri Malaysia. Belanda memberikan ultimatum, barang siapa warga Batu Bara mengadakan dagang ke Malaysia akan diberikan hukuman. Dan pada waktu itu 3 kapal Lima Laras berada di tengah laut.
Baca juga : Waka Polres Ikut Safari Ramadhan Pemkab Palas
Datuk Muhammad Yudha (Raja terakhir Lima Laras) berniat didalam hatinya. Jikalau dirinya sampai di daratan Lima Laras (Zaman tersebut belum dinamakan Batu Bara) akan membuatkan suatu Istana yang megah nan cantik. Hingga sekarang disebut Istana Niat Lima Laras.
Lanjutnya, baru dibangunnya Istana Niat Lima Laras, karena zaman ayahnya Datuk Muhammad Yudha Istana Lima Laras telah dibakar oleh Belanda, sehingga beberapa tahun Lima Laras tidak mempunyai istana, dan sampai sekarang telah beberapa kali terjadi pemugaran.
“Saya rasa masyarakat Kabupaten Batu Bara sangat senang. Karena jika dibiarkan, sejarah Batu Bara tidak terlihat lagi. Terlebih ini (Istana Niat Lima Laras) dapat dijadikan cagar budaya ikonnya Kabupaten Batu Bara. Karena istana Melayu di Provinsi Sumatera Utara tinggal dua. Yaitu, Istana Maimun di Deli Serdang dan Istana Niat Lima Laras di Kabupaten Batu Bara,” ujar Buyung Morna. (KRO/RD/DHASAM)