RADARINDO.co.id – Medan : Oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AKB) Sumatera Utara (Sumut) berinisial FDS, diduga melakukan penganiayaan kepada anak tirinya berinisial AN (10), Selasa (21/1/2025) lalu dikediamannya Jalan Abadi Kota Medan.
Ibu tiri tersebut tega menyiramkan air panas kepada bocah malang berjenis kelamin perempuan itu. Akibatnya, paha sebelah kanan AN melepuh. Peristiwa yang diunggah ke akun media sosial FB oleh ayah kandung bocah malang itu, berinisial DS, menjadi perbincangan dan viral.
Baca juga: Dinas P3AKB Sumut Klarifikasi Soal Oknum ASN Diduga Aniaya Anak Tiri
Melalui akun FB nya, DS membeberkan peristiwa yang menimpa putri tercintanya. “Saya selaku suami dari nama tersebut diatas mendengar tangisan anak saya telah dianiaya oleh ibu tirinya dengan menyiramkan air panas dan mengenai paha sebelah kanan sehingga kulitnya melepuh,” tulisnya, seperti dilihat RADARINDO.co.id, Senin (10/2/2025).
Terkait hal tersebut, Pj Sekda Provinsi Sumut, Effendy Pohan, angkat bicara. Effendy mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dan P3AKB Sumut untuk memeriksa kondisi korban.
“(Mengenai) yang viral video dugaan penganiayaan, Dinas P3AKB dan Dinas Kesehatan Sumut sudah mengunjungi anak tersebut,” kata Effendy di kawasan Bandara Kualanamu International Airport, Deli Serdang, Selasa (11/2/2025).
Namun, Effendy tidak memberikan rincian mengenai kondisi luka yang dialami korban. Tetapi dipastikan bahwa tim Inspektorat telah diturunkan untuk menyelidiki dugaan penganiayaan tersebut.
“Siapa yang melakukan dugaan penganiayaan nanti akan diusut dalam yang lain. Kalau dia ASN bisa di Inspektorat dan bisa dihukum APH (aparat penegak hukum),” tegasnya.
Menurut Effendy, fokus utama saat ini adalah menyembuhkan luka yang dialami korban, baik fisik maupun psikologis. “Yang sekarang harus kita selamatkan anaknya. Kita (juga) meminta ayah dari anak ini untuk dapat komunikatif agar bisa memberikan segala keterangan untuk menyelesaikan persoalan ini. Yang paling penting adalah anak ini bisa terselamatkan jiwa emosinya atau psikologinya,” ungkapnya. (KRO/RD)