“Panggung Opera” Sulitnya LPG 3 Kg

22

RADARINDO.co.id – Medan : Beberapa hari terakhir, gas subsidi ukuran 3 kg semakin sulit didapat. Langkanya LPG tersebut, tentu saja membuat masyarakat mengeluh. Salah satunya pedagang kopi yang biasa dipanggil Wak Long.

“Abang-abang, mulai besok harga kopi naik ya, karena gas melejit harganya itupun barangnya susah didapat,” ucap Wak Long pada beberapa pengunjung warung kopi langganan awak media yang biasa mangkal, baru-baru ini di Medan.

Baca juga: Demi Antri Beli Gas Subsidi, Warga Pondok Aren Tangsel Rela Tak Kerja

Langka nya gas bersubsidi tersebut disinyalir dampak kebijakan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang melarang LPG ukuran 3 kg dijual oleh pengecer. Hal itu membuat kalangan UMKM dan ibu rumahtangga geger, bahkan harus meregang nyawa karena kelelahan mencari tempat penjual gas.

Sesaat kasus pagar laut Tangerang terlupakan ditimpa hiruk pikuk langkanya gas melon untuk rakyat miskin. Ada yang aneh dengan kebijakan yang dilakukan Menteri ESDM, bak malpraktek dokter terhadap pasien yang berakibat fatal. Dzolim seperti yang dilakukan pihak pengoplos tabung 3 kg dipindah ke tabung 12 kg untuk mendapat keuntungan besar.

Apa yang dilakukan oleh sang menteri seharusnya dipikirkan ulang sebelum mengeluarkan kebijakan. Mengapa itu tidak dilakukan pada BBM kalau hanya untuk menutup kasus pagar laut agar senyap. Ada sebuah kalkulasi disana. Ada pertimbangan untung dan rugi.

Sebagai pemimpin tertinggi negara, presiden seharusnya mereshuffle Menteri ESDM karena sudah gegabah dalam mengelola kebijakan tanpa mempertimbangkan dampaknya. (KRO/RD/BS)