RADARINDO.co.id – Jambi : Sebuah video yang memperlihatkan perjuangan para pahlawan tanpa tanda jasa alias guru, sedang “bergelantungan” di jembatan gantung, bikin miris. Hal tersebut terjadi di Desa Simpang Limbur Merangin, sebuah desa yang berada jauh di pedalaman Provinsi Jambi.
Dalam video, tampak empat orang guru rela bertaruh nyawa melintasi sebuah jembatan gantung yang mengalami kerusakan untuk bisa ke sekolah tempatnya mengajar demi mendidik para anak bangsa.
Baca juga: Genk Motor di Deli Serdang Terlibat Tawuran, 1 Dilaporkan Tewas
Jembatan tersebut tampak rusak parah. Lantai jembatan jebol sekitar hampir 3 meter, serta hanya tersisa tali sling di bagian kiri dan kanan. Sementara di bagian tengah atau lantai sudah menganga.
Sedangkan dibawah jembatan memperlihatkan derasnya arus Sungai Batang Merangin. Namun, kondisi ini tidak menyurutkan langkah empat orang pahlawan tanpa tanda jasa yang mengajar di SDN 117 Desa Simpang Limbur, Kecamatan Pamenang Barat, Kabupaten Merangin, untuk melakukan pengabdian demi mendidik anak-anak bangsa yang ada di pedalaman.
Dengan hanya mengandalkan seutas sling baja, mereka harus mempertaruhkan nyawa setiap kali melintasi jembatan gantung yang sudah jebol. Tak ada papan pijakan dan tak ada pegangan kokoh.
Yang tersisa hanya tali sling di bagian bawah tempat kaki bertumpu, dan satu sling disisi atas tempat tangan mereka berpegangan. Mereka berjalan menyamping, bergelantungan di bagian tepi kanan jembatan, seolah tengah meniti batas antara hidup dan maut.
Setiap langkah dilakukan dengan penuh kehati-hatian, seimbang antara menjaga tubuh tetap menempel pada tali dan memastikan kaki tidak terpeleset.
Jembatan tersebut memiliki panjang 144 meter dan menjadi penghubung dua desa, yakni Desa Limbur Merangin dan Desa Simpang Limbur, Kabupaten Merangin.
Pj Kepala Desa Limbur Merangin, Sargawi mengatakan, meski kondisi jembatan dalam keadaan rusak, beberapa bagian lantai atau pijakan jembatan sudah keropos, tetapi masih bisa dilewati.
Mendapati kondisi jembatan yang rusak, dia dan Kepala SDN 117 kemudian menyepakati agar kegiatan belajar mengajar untuk sementara dipindahkan ke sebuah gedung Madrasah di Desa Limbur Merangin.
Dia menjelaskan, mayoritas pelajar di SDN 117 adalah warga di Desa Limbur Merangin, sehingga, demi keselamatan siswa, maka sebagian guru yang ditugaskan pindah mengajar.
“Kalau anak-anak kan sangat bahaya kalau menyeberang. Maka, kita putuskan gurunya lah yang datang kesini,” kata Sargawi, Selasa (13/5/2025) siang, mengutip kompas.
Menurut Sargawi, pihak desa sudah menyediakan perahu sebagai alat transportasi sementara untuk para guru, sampai jembatan selesai diperbaiki. Dia menjelaskan, plat atau lantai jembatan itu memang sengaja dibongkar, karena dalam perbaikan dan penggantian.
Baca juga: Diduga Minta Uang Rp200 Ribu ke Pengendara, Polantas Diperiksa Propam
“Nah, sewaktu guru ini mau menyeberang itu kan sekitar pukul 08.00 WIB, jadi belum ada pekerja (pemilik perahu) di lokasi, dan mereka mau tidak mau melewati jembatan yang dalam proses perbaikan,” terangnya.
Diungkapkannya, proses pengerjaan perbaikan jembatan sudah berlangsung sekitar sembilan hari, dimana kerusakan pertama kali diketahui pada Selasa, 6 Mei 2025 lalu. “Perbaikannya menggunakan dana desa,” kata Sargawi. (KRO/RD/Komp)