RADARINDO.co.id – Simalungun : Masyarakat Tigaras, Kabupaten Simalungun, sangat kecewa terhadap kinerja Pemkab Simalungun maupun Pemprov Sumut. Pasalnya, meski telah bertahun-tahun mengalami kerusakan yang cukup parah, namun tidak ada tindakan untuk melakukan perbaikan terhadap infrastruktur jalan didaerah itu.
Baca juga : Warga Kota Medan Berharap KPK Segera Panggil Kadis Bina Marga
Alhasil, tak sedikit para pengguna jalan yang melintas kerap mengalami kecelakaan. Masyarakat mencurigai, dana pemeliharaan jadi ajang korupsi oknum-oknum tak bertanggungjawab. Sehingga mengakibatkan jalan kabupaten maupun jalan provinsi jadi “babak belur” alias hancur total.
“Kami mencurigai dana pemeliharaan jalan diduga dijadikan ajang korupsi. Kami sulit membedakan mana jalan kabupaten dan mana jalan provinsi,” ujar salah seorang warga yang tidak mau disebutkan kepada RADARINDO.co.id, Rabu (12/06/2024).
Lebihlanjut dikatakannya, sepanjang puluhan kilometer jalan lintas menuju pelabuhan Tigaras Kabupaten Simalungun yang mengalami rusak parah, hingga saat ini belum ada perbaikan. Jalan lintas penghasil kelapa sawit ini dari tahun ke tahun layaknya tidak mendapat perhatian Pemkab Simalungun maupun Pemprov Sumut.
Masyarakat di daerah itu sangat mengharapkan perhatian pemerintah agar kelancaran transportasi sekaligus pertumbuhan ekonomi bergulir meningkat.
Baca juga : Pemkab Samosir Susun Dokumen Rancangan Teknokratik RPJMD 2025-2029
“Akibat kondisi jalan semakin hari kian parah, banyak menimbulkan kerugian bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas,” ungkap sumber lain bernama Amin Purba kepada RADARINDO.CO.ID GROUP KORAN RADAR, seraya menambahkan sudah bertahun kondisi kerusakan jalan ini tanpa ada perbaikan.
Melalui media ini, warga disana sangat berharap adanya perhatian Gubsu dan Bupati Simalungun, sambungnya.
Salah seorang tokoh masyarakat Tigaras, Marton Purba menyesalkan kinerja pemerintah yang tidak becus mengatasi infrastruktur. Karena alokasi dana APBD maupun APBN tak jelas peruntukannya.
“Saya heran kemana dana pemeliharaan jalan setiap tahun miliaran rupiah. Kenapa kondisi jalan hancur lebur seperti ini,” ujarnya. (KRO/RD/LIF)