Dirut PT. MMM Kesandung Proyek Jalan Tol “Wanita Emas” Rp2,5 Triliun Histeris

132

RADARINDO.co.id-Jakarta : Negeri ini kembali digegerkan dengan tontonan “tengik” para oknum koruptor, yang mencabik-cabik keuangan negara.

Meski institusi penegak hukum tengah gencar-gencarnya melakukan pemberantasan korupsi.

Sosok seorang seorang wanita bernama Hasnaeni alias H atau yang dikenal dengan julukan “wanita emas” kesandung aliran dana proyek jalan Tol Semarang – Demak.

Baca juga : Polsek Siak Hulu Polres Kampar Laksanakan Giat Bhakti Sosial Serta Juma’at Barokah

Viral di medsos, ia berteriak histeris ketika ditahan jaksa dengan status sebagai tersangka. Perkara yang menjerat Hasnaeni berkaitan dengan korupsi yang disebut merugikan negara hingga Rp2,5 triliun.

Hasnaeni disebutkan menawarkan proyek ke PT Waskita Beton Precast (WBP) dengan syarat Waskita membayar ke Hasnaeni yang merupakan Direktur Utama PT Misi Mulia Metrical (PT MMM).

Hasnaeni selaku Direktur Utama PT MMM pada sekitar September 2019 bertemu dengan JS selaku Direktur PT WBP dan AW selaku Direktur Pemasaran PT WBP guna menawarkan pekerjaan terkait pembangunan jalan Tol Semarang-Demak senilai Rp341.692.728.000.

“Dengan syarat PT WBP menyetorkan sejumlah uang kepada PT MMM,” ujar Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangan persnya, Kamis (22/9/2022).

PT WBP disebut menyanggupi permintaan Hasnaeni demi mendapatkan proyek pekerjaan konstruksi jalan tol Semarang-Demak.

PT WBP melalui Direktur Utama berinisial JS dan KJH seorang Pensiunan Karyawan PT WBP pun memberikan uang sesuai permintaan Hasnaeni.

PT Waskita Beton Precast, Tbk melalui JS dan AW menyanggupi untuk menyediakan sejumlah dana tersebut. Agar PT WBP dapat mengeluarkan sejumlah uang, sesuai dilansir detik.com.

Tersangka H memerintahkan MF selaku Manager Operasional PT MMM untuk membuat Administrasi Penagihan Fiktif kemudian diajukan kepada PT Waskita Beton Precast, Tbk, untuk diproses pembayarannya oleh PT Waskita Beton Precast, Tbk.

Uang yang dikirim seluruhnya berjumlah Rp 16 miliar. Uang itu harusnya digunakan untuk membayar setoran modal pekerjaan tapi sama Hasnaeni malah digunakan untuk kepentingan pribadi.

Pada 25 Februari 2020, PT Waskita Beton Precast, Tbk, mentransfer uang sejumlah Rp16.844.363.402 ke rekening PT MMM. Bahwa uang yang telah ditransfer ke rekening PT MMM tersebut yang sedianya dipergunakan untuk membayar setoran modal ke konsorsium PT Pembangunan Perumahan Semarang-Demak akan tetapi ternyata uang tersebut digunakan secara pribadi, katanya.

Hasnaeni menjanjikan pekerjaan di proyek tol Semarang-Demak dan bersama-sama AW menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) Nomor : 003/M3-SPK/XII/2019 tanggal 18 Desember 2019.

Namun tidak dapat dilaksanakan. Serta memerintahkan staf untuk membuat dokumen penagihan fiktif atas material batu split yang tidak pernah dikirimkan.

Baca juga : Gubernur Sumatera Utara Edy Ramayadi Mengapresiasi Kongres Umat Islam di Medan

Menerima aliran uang dari PT Waskita Beton Precast, Tbk atas kontrak pengadaan fiktif material batu split sebesar Rp16.844.363.402. Kejagung mengatakan kerugian negara total Rp2,5 triliun.

Perkara dugaan tindak pidana korupsi penyimpangan dan atau penyelewengan dalam penggunaan dana PT Waskita Beton Precast, Tbk, pada tahun 2016 s/d 2020, telah dilakukan pemeriksaan terhadap 82 orang saksi, dan alat bukti berupa 523 dokumen.

Kerugian Negara dalam perkara ini sebesar Rp16.844.363.402 total kerugian total sebesar Rp 2,5 Triliun. Tersangka dijerat melanggar Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 juncto Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (KRO/RD/Dtk)