RADARINDO.co.id – Labusel : Anjloknya harga karet, yakni di angka Rp 7000/kg, sejumlah petani karet di Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel) menjadi resah. Apalagi, anjloknya harga karet disaat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik drastis.
Baca juga : Polsek Biru-Biru Gelar Patroli Guna Pastikan BBM di SPBU Berjalan Lancar
“Sudah sepekan ini harga karet turun, yang biasanya di angka Rp12.000/kg kini hanya Rp7000/kg. Kami menjual kepada para agen. Kami tidak tahu apakah ini ada hubungannya dengan naiknya harga BBM,” ucap salah seorang petani karet di Labusel bernama Yusuf Rambe, Selasa (13/09/2022).
Baca juga :Kapolsek Siak Hulu Turun Langsung Bagikan Bansos BBM
Menurutnya, para agen berani membeli karet/getah dengan harga Rp7000/kg, kalau karet milik petani sudah menginap selama dua hari. Sedangkan karet basah cor susu cetak bak lanjutnya, para agen hanya berani memberi harga antara Rp4000 hingga Rp5000/kg.
“Kami berharap, pemerintah tidak hanya memikirkan harga komiditi sawit saja, namun kiranya harga pasaran dunia karet atau getah juga dipikirkan,” harapnya.
Sedangkan menurut data Statista Purching Manager index(PMI) Cina, anjloknya harga karet akibat melemahnya permintaan konsumen seperti Cina, yang merupakan konsumen karet terbesar didunia, dampak dari pandemi Covid 19 lalu. (KRO/RD/NAS)