RADARINDO.co.id-Psp: “Poda Na Lima” sebagai falsafah hidup di masyarakat Angkola dan Mandailing mulai tergerus, terutama di kalangan milenial. Karena itu, membumikan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalam falsafah ‘Poda Na Lima’ perlu digaungkan.
Seperti halnya, Eks petinggi di Bank BUMN, Jon Sujani Pasaribu, terus menggaungkan kembali falsafah hidup ‘Poda Na Lima’, termasuk kepada teman-temannya, Alumni 1982, SMP Negeri 1 Padang Sidempuan.
Baca juga : Oknum Asisten PTPN Rentalkan Alat Berat Pada Vendor
Ternyata, niat tulus Jon Sujani Pasaribu gaungkan ‘Poda Na Lima’, mendapat respon positif dari kalangan Alumni 1982, SMP Negeri 1 Padang Sidempuan.
Sembari mengenang masa-masa SMP dahulu, rekan kami Jon Sujani Pasaribu, mengajak untuk kembali membumikan ‘Poda Na Lima’ di setiap sendi kehidupan. Menurut kami, ini sangat baik.
“Karena, kita terkadang sudah melupakan falsafah dari leluhur kita ini,” ujar Ali Sukmen Bahari Abbas Pulungan dan Aisyah, beberapa Alumni usai acara Rembug Alumni SMP Negeri 1 di Kota Padang Sidempuan, Sabtu (9/9/2023).
Menurut Ali, jika kebanyakan kalangan dewasa sudah mulai melupakan ‘Poda Na Lima’. Ia khawatir, jika demikian, bagaimana dengan para generasi penerus nanti. Maka, ia mendukung penuh niat Jon Sujani Pasaribu, untuk bumikan kembali ‘Poda Na Lima’ di Bumi ‘Dalihan Na Tolu’ ini.
Kami juga mengajak seluruh masyarakat Tabagsel. Untuk mendukung gerakan bumikan ‘Poda Na Lima’ ini kembali. Kami ingin, ‘Poda Na Lima’ ini kembali jadi pedoman dan jargon kita semua di setiap lini kehidupan.
“Supaya, anak cucu kita nanti, tetap memegang teguh warisan leluhur yang sangat baik ini di masa mendatang,” terangnya.
Ali juga mengajak segenap pemangku kebijakan di Tabagsel untuk mulai memasukkan kembali ‘Poda Na Lima’ di mata pelajaran muatan lokal di Sekolah. Baik di SD, SMP, maupun tingkat SMA/MK. Agar lebih menarik, menurutnya, konten terkait ‘Poda Na Lima’, hendaknya bernuansa kekinian.
“Atau, untuk mempermudah ingatan anak-anak kita, boleh juga ada pemasangan poster berisi poin-poin ‘Poda Na Lima’ di setiap Kelas di Sekolah. Jadi, sejak dini sudah kita kampanyekan ‘Poda Na Lima’ yang dahsyat ini, ke generasi penerus,” pungkasnya.
Sebelumnya, Jon Sujani Pasaribu, mengatakan, bahwa selaku Alumni SMP Negeri 1 Padang Sidempuan, ia berkeinginan, agar mulai dari rekan-rekan terdekatnya, berjuang bersama bumikan ‘Poda Na Lima’. Setelah 30 tahun berkarier di Bank BUMN, ia mengaku ‘Poda Na Lima’ acap kali mulai terlupakan.
“Sedangkan generasi milenial saat ini, cenderung tidak mengerti apa itu ‘Poda Na Lima’. Kita tidak perlu menyalahkan siapa pun akan hal ini. Daripada, kita saling salah, lebih baik kita mulai menggaungkan ‘Poda Na Lima’ mulai sekarang,” ajaknya.
Pria yang lama berkarier di Pulau Jawa ini mengaku rindu akan implementasi poin-poin ‘Poda Na Lima’ yang memiliki makna mendalam di kehidupan. Di awali dari kata ‘Paias’ (bersihkan-red) di setiap poin ‘Poda Na Lima’, yang mana, kata Jon Sujani Pasaribu, bukan seperti membersihkan sesuatu dari noda saja.
Baca juga : Copot Dirut PDAM Tirtanadi
“Lebih dari itu, makna ‘Paias’ di sini bisa kita artikan sesuai dengan interaksi atau aktivitas kehidupan sehari-hari. Selama puluhan tahun merantau, saya tetap memegang teguh warisan leluhur ini. Dan Alhamdulillah, yang saya rasakan adalah kehidupan yang damai dan tenteram, berkat mengaplikasikan ‘Poda Na Lima’ ini,” pungkas Jon Sujani Pasaribu.
Informasi, ‘Poda Na Lima’adalah falsafah, nasihat, atau petuah yang terdiri dari 5 (Lima) unsur di masyarakat Batak Angkola dan Mandailing. ‘Poda Na Lima’ memiliki makna yang luas, baik lahir maupun batin.
Isi dari 5 unsur ‘Poda Na Lima’ tersebut dalam Bahasa Angkola-Mandailing antara lain, pertama Paias Rohamu (Bersihkan Jiwamu). Kedua, Paias Pamatangmu (Bersihkan Badanmu). Ketiga, Paias Parabitonmu (Bersihkan Pakaianmu). Keempat, Paias Bagasmu (Bersihkan Rumahmu). Dan kelima, Paias Pakaranganmu (Bersihkan Lingkunganmu). (KRO/RD/AMR)