Ketua Partai Buruh Sumut : Jangan Jadi Diktator Baru Menindas Rakyat

37

RADARINDO.co.id-Medan : Ketua Exco Partai Buruh Sumatera Utara (Sumut) Willy Agus Utomo menanggapi isu yang beredar berkenaan adanya gerakan yang mencoba menunda Pemilu 2024 mendatang, menurutnya hingga saat ini desas-desus tersebut belum ia ketahui dan tidak pernah mendengar secara langsung prihal penundaan pemilu tersebut.

Baca juga : Tutup Buku 2022, BTN Bukukan Laba Rp.3,04 Triliun

Kendati demikian, isu ini menurutnya harus ditanggapi serius, karena jika benar terjadi maka menjadi preseden buruk bagi demokrasi Indonesia pasca reformasi yang telah diperjuangkan oleh Rakyat selama ini.

“Kami Partai Buruh pasti menolak tegas, jika ada pihak-pihak yang berencana menunda Pemilu 2024, jangan mengahalalkan segara cara untuk berkuasa, rakyat sudah cerdas, kita lawan,” ujar Willy Agus Utomo.

Untuk itu Willy mengajak semua elemen masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, mahasiswa dan elit-eilit Partai Politik untuk konsisten dan kritis mengawal perhelatan demokrasi, agar sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan atau kata lain sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.

“Kalau ditunda Pemilu, maka makin panjang penderitaan rakyat, saat ini sembako mahal, lapangan pekerjaan minim, upah buruh murah, kesehatan dan pendidikan mahal, apa itu mau mereka, memperpanjang jerit tangis kemiskinan rakyat, jangan serakah dan rakus lah wahai para oknum pejabat negri ini,” ketus Willy aktivis buruh  yang namanya masuk dalam daftar 10 tokoh buruh paling vokal di Indonesia versi survei Indonesia Indicator 2021 lalu.

Baca juga : Grand Opening Dapoer Maksultan Menyediakan Mie Sop Bacok

Guna mewanti-wanti hal tersebut, Willy mengatakan akan segera mensosialisasikan kepada seluruh kader partainya dan sosialisasi ke masyarakat dan tokoh masyarakat agar turut melakukan penolakan penundaan pemilu.

“Bisa juga kami akan suarakan dalam aksi-aksi buruh, kami akan kawal demokrasi ini, jangan kembali ke masa orde baru, jangan jadi diktator baru untuk menindas rakyat,” pungkasnya. (KRO/RD)