RADARINDO.co.id – Medan : Rambu lalu lintas laut patah selama bertahun-tahun. Hal ini dinilai sangat membahayakan bagi para nelayan.
Mengingat fungsi rambu untuk mewujudkan lalu lintas angkutan sungai yang aman dan selamat. Perlunya rambu pelayaran di pasang agar pengguna alur mengetahui daerah alur, kondisi, larangan dan kewajiban bila melewati alur pelayaran.
Peningkatan volume lalu lintas angkutan barang-barang berat dan kondisi morfologi sungai yang menyebabkan beberapa daerah berpotensi kecelakaan serta volume air tidak memadai pada saat musim kering (pasang surut) menjadi kendala dalam alur pelayaran.
Baca Juga : Pengadaan Tower Tansmisi Rp2,25 Triliun Diduga Ajang KKN, Jampidsus Periksa Pejabat PLN
Demikian diutarakan Pimpinan Cabang Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (PC SNNU) Kota Medan, Heri Susanto usai melakukan investigasi ke laut pada 20 Juli 2022 pukul 10.00 Wib.
Ketua PC SNNU Medan, Heri Susandi, mengatakan banyak temuan yang harus di benahi oleh instansi pemerintah. Terutama di bidang nelayan mengenai rambu-rambu alur kapal.
“Tidak ada tanda arus nelayan untuk dilalui saat pergi dan pulang melaut. Adapun rambu alur kapal yang sudah tidak lagi berfungsi dan sangat membahayakan bagi masyarakat nelayan,” ujarnya.
Sejak adanya reklamasi, alur nelayan di alihkan tetapi tidak ada tanda yang layak untuk digunakan masyarakat nelayan. yang ada cuma ranting kayu yang di pacakkan sebagai tanda alur lalu lintas nelayan.
“Ini sangat membahayakan dan mengecewakan bagi pengguna alur sampan/bot masyarakat nelayan, dampaknya bisa kandas sampan nelayan bila salah melaluinya,” ungkapnya.
Pada waktu kesempatan Sekretaris PC SNNU Kota Medan Alamsyah Silalahi mengatakan kapal nelayan yang parkir dekat alur/arus lalu lintas kapal yang tidak boleh digunakan untuk berlabuh sudah mulai menjamur.
Karena menunggu pasang laut naik agar bisa dilalui alur yang baru dibuat semenjak adanya reklamasi.
Patok/tiang rambu-rambu lalu lintas kapal ada yang rusak dan patah, tidak ada perbaikan sehingga dampak nya ke perahu/sampan nelayan bisa mengalami kebocoran mengakibatkan karamnya sampan/bot nelayan, ungkapnya lagi.
“Sudah 30 tahun lebih tidak ada perbaikan, dari mulai saya lajang tanggung sampai sekarang tetap masih yang seperti dulu tidak berubah”, cetusnya.
Untuk itu kami siap berkolaborasi dengan instansi pemerintah dan stakholder nelayan lainnya untuk membenahinya/melakukan yg terbaik buat nelayan kita.
Menurut Ali dalah satu petugas Kantor Pelayanan Terpadu Kesyahbundaan, SLO, Informasi/ Penyuluhan Perikanan mengatakan bahwa kolam pelabuhan Syahbandar Perikanan memiliki tiga mercusuar.
Lahan kita kolam pelabuhan kita cuman seratus lima puluh meter kalau gak salah (dari pintu masuk hingga ke dermaga) sisa nya itu tangkahan.
Itu foto tanda-tanda tempat tambatan kapal, tanda-tanda labuh kapal, kalau di kelautan itu sebenarnya tidak ada rambu-rambu, itu sudah tertera di satelitnya, kayak di perhubungan laut itu kan sudah ada satelit, kemarin itu disini dibuat pancang (alur pelayaran) sama perhubungan laut.
Baca Juga : Terjadi Kebakaran Di Belawan, 4 Orang Tewas
Disinggung alur pelayaran milik Syahbandar Perikanan, “kita ada mercusuar ada tiga,” dijawab petugas lagi.
Ditanya alur pelayaran seputaran Kwala besar paluh sembilang, “itu perhubungan laut” ketus petugas.
Pihak Navigasi Belawan, anggota sekuriti mengatakan “Tidak ada yang bisa di konfirmasih Pak, humasnya lagi keluar,” ungkapnya.
Hingga Berita ini dinaikan belum ada keterangan dari pihak Navigasi. (KRO/RD/Tim)