RADARINDO.co.id-Medan : Pemerintah Kota Medan melakukan penandatanganan pembaharuan Working Level Agreement (WLA) untuk proyek Bus Rapid Transit (BRT) Medan, Senin (16/10/2023).
Penandatanganan ini dilakukan sebagai syarat mutlak untuk memulai pembangunan infrastruktur BRT Mebidang.
Baca juga : Walikota Medan Resmikan Rumah Kolaborasi di Pematang Siantar
Walikota Medan, Bobby Nasution mengatakan, pembangunan infrastruktur BRT Mebidang ini dibiayai mitra pembangunan yakni World Bank dan AFD Perancis dengan anggaran mencapai Rp 1,9 triliun. Di tahun 2024 nanti, proyek ini akan memasuki tahap pembangunan konstruksi koridor, halte, depo, perangkat IT dan pengadaan bus.
Bobby yakin proyek BRT Mebidang ini akan semakin mempercepat merubah budaya berkendara di masyarakat dari menggunakan transportasi pribadi menjadi transportasi umum.
“Hal apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung terwujudnya BRT Mebidang ini, Pemko Medan berkomitmen akan memenuhi segalanya agar bisa terwujud percepatan pembangunan fisiknya. Sehingga akan semakin mempercepat merubah budaya berkendara masyarakat dari kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum,” ujar Bobby, melansir cnbc, Rabu (18/10/2023).
Bobby menambahkan, Pemko Medan juga telah memulai pembangunan overpass di Jalan Stasiun Medan. Keberadaan overpass nantinya selain dapat mengatasi kemacetan di Kota Medan juga mendukung penggunaan transportasi umum. Pada bagian bawah overpass nantinya juga akan dibangun jaringan pedestrian dan terintegrasi dengan rencana pembangunan BRT.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sumut Hasanudin mengatakan, proyek ini merupakan percontohan nasional, dan juga bentuk dukungan World Bank untuk proyek Mass Transit (Mastrans) di Indonesia, sekaligus target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2018-2023.
Pada tahun 2024, proyek ini akan memasuki tahap konstruksi koridor, halte, depo, perangkat IT dan pengadaan bus. Berdasarkan kesepakatan yang telah ditandatangani, para pihak diwajibkan menandatangani WLA sebagai syarat mutlak pemberian pinjaman pembangunan infrastruktur yang di dalamnya terdiri dari beberapa tahapan.
“Kesepakatan yang telah ditandatangani nantinya menjadi pedoman para pihak terkait untuk mengimplementasikan Masstran Mebidang, sekaligus untuk mewujudkan transportasi yang lebih baik di masa depan,” terangnya.
Baca juga : Kejatisu Didesak Tangkap Kadisdik Batu Bara
Sementara itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Amirulloh mengatakan, pembangunan BRT Mebidang ini merupakan langkah lanjutan untuk layanan publik yang lebih baik di kawasan metropolitan Medan.
Menurut Amirulloh, langkah tersebut dimulai dari stimulan angkutan umum yang diluncurkan oleh Kementerian Perhubungan melalui 5 Koridor Teman Bus dengan nama Layanan Trans Metro Deli di Medan sejak akhir 2000.
“Teman Bus terbukti masih menjadi andalan banyak masyarakat Medan yang memerlukan sarana transportasi yang aman, nyaman, serta terjangkau,” jelasnya.
Diharapkan, dalam rangka percepatan pembangunan dan pengelolaan BRT di kawasan Mebidang, anggaran pembangunan fisik yang telah tersedia dapat direspons dengan komitmen anggaran oleh pemangku kepentingan di wilayah tersebut.
“Kita harapkan segera terwujud bangunan fisiknya. Setelah Detail Engineering Design (DED) selesai di Januari 2024, akan dilanjutkan bangunan fisik sebagai sarana dan prasarana BRT Mebidang,” jelasnya.
Diketahui, BRT Mebidang memiliki lintasan sepanjang 21 km, dedicated link dengan halte besar 31 halte, memiliki 17 rute menjangkau Medan, Binjai dan Deliserdang dengan 515 bus, dukungan depo, halte, hingga jalur khusus ITS bus. (KRO/RD/CNBC)