Polda Sumut Didesak Basmi Pelaku Begal di Tembung

52

RADARINDO.co.id – Medan : Pihak Aparat Penegak Hukum (APH), khususnya Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut), didesak membasmi para pelaku begal di Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, tepatnya diseputaran rel kereta api Pasar 7 Tembung.

Pasalnya, para terduga pelaku yang didominasi para remaja dibawah umur tersebut, sangat membuat resah masyarakat. Modusnya, mereka secara beramai-ramai memperdayai para korbannya, yang sedang melintas dilokasi menggunakan sepedamotor.

Para pelaku sengaja merampok barang milik korban, seperti tas atau handphone (HP) dan berlari menuju rel yang tidak bisa dilintasi kenderaan. Saat korbannya mengejar dan meninggalkan sepedamotornya, maka pelaku lainnya langsung melarikan motor korban.

Baca juga: Hakim Vonis Mati Pembunuh Empat Anak Kandung

Artinya, tak hanya sejumlah barang didalam tas, seperti uang, HP, atau barang berharga lainnya saja yang hilang, namun sepedamotor milik para korban juga raib. Bahkan, orang yang sedang bertamu juga tidak luput dari incaran para bocah yang disebut-sebut kerap membuat keributan seperti tawuran itu.

Jika lengah sedikit saja, sepedamotor milik para korban yang diparkir, juga bakal lenyap tanpa jejak. Ironisnya, usai melakukan kejahatan, mereka berani blak-blakan menampakkan diri dilokasi kejadian seperti tidak ada masalah.

Seperti yang dialami salah seorang warga Jalan Mesjid Pasar 9 Tembung, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, bernama A Ramadhan (41). Dia mengaku menjadi korban begal diseputaran rel kereta api Pasar 7, tepatnya di Jalan Pisang Tembung, saat pulang bekerja, Selasa (17/9/2024) malam, sekitar pukul 20.15 WIB.

A Ramadhan tidak menyangka, kerumunan anak dibawah umur akan berani berbuat nekat melakukan kejahatan. Alhasil, sepedamotor jenis Honda Vario dan HP beserta sejumlah uang miliknya, hilang setelah di begal para anak “bau kencur” itu. Hingga mengakibatkan kerugian sekitar Rp10 juta.

Diungkapkan A Ramadhan, saat itu dirinya yang sedang melintas, didatangi belasan remaja. Secara tiba-tiba, tas yang digantung dibadannya, dirampok para “begundal” tersebut. Lantaran ada barang berharga seperti HP dan sejumlah uang, A Ramadhan pun mencoba mengejar para pelaku untuk merebut kembali tas miliknya.

Namun, salah seorang yang diduga bagian dari anggota “genk” perampok cilik itu, mengembalikan tas dengan cara melempar ke arah A Ramadhan. Tetapi, isi dalam tas seperti sejumlah uang dan HP milik A Ramadhan, telah lenyap.

“Nasib sial” semakin bertambah, ketika dirinya telah pasrah HP miliknya digondol para “begundal” cilik. Betapa tidak, sepedamotor miliknya juga sudah tidak berada ditempatnya. Motor yang selama ini digunakan untuk bekerja itu, diduga juga dilarikan seseorang dari kelompok tersebut.

Diduga, aksi merampok tas milik A Ramadhan, adalah salah satu upaya atau bagian dari rencana para “penjahat” cilik itu. Ketika korban mengejar, pelaku lainnya ternyata telah standby untuk melarikan motor korban. Sehingga, barang rampokan yang mereka ambil dari para korbannya akan semakin banyak.

Terkait hal itu, salah seorang tokoh pemuda di Pasar 9 Tembung, Erwin Fals, angkat bicara. Erwin mendesak pihak Kepolisian, khususnya dari Polda Sumut, untuk turun membasmi para kelompok/genk “penjahat cilik” diseputaran rel kereta api Pasar 7 Tembung, yang selama ini telah meresahkan masyarakat.

Dari aksi tersebut, Erwin menilai bahwa kejahatan yang mereka lakukan sangat terampil. Artinya, tidak tertutup kemungkinan, kejahatan itu sudah sering dilakukan dan diduga ada oknum yang mengkoordinir para “penjahat cilik” itu.

“Sebelum ada lagi korban lain yang dirugikan, saya mendesak Polda Sumut untuk membasmi kejahatan diseputaran rel kereta api Pasar 7 Tembung, atau seputaran Jalan Pisang yang biasa disebut Gang Pisang. Jangan sampai ada lagi korban lain, yang bisa saja tidak hanya kehilangan harta benda, namun juga kehilangan nyawa,” tegasnya, Rabu (18/9/2024) kepada awak media di Medan.

Saat peristiwa yang menimpa A Ramadhan, Erwin mengaku sempat mendatangi seputaran lokasi kejadian, untuk membantu korban dengan berupaya mencari tahu siapa para pelaku yang terlibat dalam dugaan perampokan itu, dan dimana disembunyikan sepedamotor milik korban.

Meski tidak mendapatkan hasil maksimal, namun Erwin menerima sejumlah informasi terkait hal tersebut. Diantaranya, para pelaku yang mencapai belasan orang, hingga beberapa orang yang terlibat dalam aksi kejahatan itu. Menurutnya, informasi itu akan dijadikan kelengkapan untuk mendampingi korban membuat pengaduan ke Polisi.

Baca juga: Pelajar SMK Ngaku Dipaksa Oknum Guru VC Mesum

Saat mencari informasi itu, Erwin mengungkapkan bahwa ada juga korban lain yang kehilangan motor, tidak jauh dari lokasi perampokan yang menimpa korban A Ramadhan. Sepedamotor jenis Scoopy itu diparkirkan korban saat bertamu ke rumah temannya.

Dalam waktu hitungan menit, motor yang diparkir korban tidak jauh dari rumah temannya tersebut, telah lenyap. Sempat terjadi keributan antara rekan korban dengan terduga pelaku, namun berakhir tanpa hasil setelah belasan orang yang merupakan rekan-rekan terduga pelaku langsung datang berkerumun untuk membela terduga pelaku dari tudingan pencurian sepedamotor.

“Mereka sangat meresahkan masyarakat, tidak hanya dari luar saja, namun warga sekitar juga sudah cukup geregetan dengan tingkah laku para kelompok remaja tersebut. Jadi, kembali saya minta agar pihak Kepolisian segera turun kelokasi membasmi kejahatan luar biasa para kelompok genk itu,” tukas Erwin.

Jika pihak Kepolisian tidak segera turun, Erwin menyebut, warga akan mengambil tindakan untuk melakukan kekerasan fisik terhadap para genk “penjahat cilik” itu. “Saya dengar, warga akan mengambil tindakan tegas mengusir para remaja itu, karena tindakan mereka dianggap sudah melampaui batas,” ungkapnya.

Jadi, Erwin meminta Polisi untuk segera turun “membasmi” para pelaku kejahatan diseputaran rel kereta api Pasar 7 Tembung. Bahkan jika perlu, tempatkan personil guna meminimalisir atau menihilkan aksi tindak kejahatan di lokasi yang sering disebut-sebut Panca itu. (KRO/RD/WIN)