Rokok Elektrik Dapat Perburuk Kondisi Jantung

RADARINDO.co.id : Rokok elektrik seperti vape, sering sekali disebut sebagai alternatif dan dinilai lebih aman daripada rokok konvensional. Hingga saat ini, tidak hanya Generasi Z, generasi milenial pun turut menggandrungi rokok elektrik. Sebuah studi baru menyebutkan bahwa pengguna vape mengalami perubahan tekanan darah dan detak jantung yang sangat mengkhawatirkan.

Baca juga : Begini Cara Turunkan Kolesterol Tinggi Tanpa Obat

Dilansir dari CNBC, Jum’at (02/12/2022), para peneliti mengamati dampak penggunaan rokok elektrik pada penggunanya. Dalam penelitiannya, mereka melakukan pengukuran detak jantung dan tekanan darah pada 400 peserta. Setelah 15 menit melakukan pengukuran, para peserta penelitian diminta untuk melakukan vaping atau merokok.

Hasilnya, orang yang melakukan vaping atau merokok mengalami peningkatan yang lebih besar pada detak jantung dan tekanan darahnya, sedangkan mereka yang tidak merokok tidak mengalami perubahan apa-apa.

Selain itu, pengguna biasa nikotin juga mengalami ukuran variabilitas detak jantung yang lebih buruk dan arteri brakialis yang menyempit. Arteri brakialis adalah pembuluh darah utama yang memasok darah ke lengan dan tangan.

Hal ini menunjukkan bahwa aktivasi sistem saraf simpatik tubuh akan jadi lebih aktif, detak jantung dan tekanan darah meningkat, serta kebutuhan jantung akan oksigen turut meningkat ketika seseorang sedang stres atau dalam kondisi berbahaya.

“Temuan ini menunjukkan faktor risiko penyakit kardiovaskular yang lebih buruk setelah vaping atau merokok,” ungkap salah satu penulis utama studi, Matthew C Tattersall.

Mereka yang merokok atau vaping menunjukkan hasil lebih buruk pada semua metrik, termasuk seberapa cepat detak jantung pulih setelah berolahraga dan seberapa keras jantung harus bekerja pada tingkat puncak. Hal ini pun ditemukan bahkan setelah disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan etnis.

Baca juga : Ketahuan Saat Mengintip, Menantu Bunuh Mertua di Kamar Mandi

“Kinerja (jantung) mereka yang melakukan vaping tidak berbeda secara signifikan dengan orang-orang yang menggunakan rokok konvensional,” papar penulis utama lainnya dalam studi itu, Christina M. Hughey.

Berkaitan dengan keamanan rokok elektrik, para peneliti menyebutkan mereka meragukan anggapan bahwa rokok elektrik secara signifikan jauh lebih aman daripada rokok konvensional. NHS mengatakan, rokok elektrik tetap memiliki risiko walaupun tidak menghasilkan tar atau karbon monoksida seperti rokok konvensional. (KRO/RD/CNBC)