RADARINDO.co.id-Medan: Nama “Joko Tingkir” akhir-akhir kembali populer sejagad raya. Sayangnya, masih sedikit orang tahu siapa sebenarna Joko Tingkir. Perlu diketahui sosok Joko Tingkir merupakan seorang tokoh agama.
Baca juga : Ketua Joko Tingkir : Wayang Menyimpan Sejarah dan Media Education Efektif Sampaikan Pesan
Ia merupakan menantu dari Sultan Trenggono, Raja Demak. Saat menjabat, beliau dipercaya memegang kekuasaan wilayah Pajang. Kemudian, beliau berhasil mengambil alih kekuasaan dari tangan Arya Penangsang.
Secara visual, Joko Tingkir digambarkan sebagai sosok prajurit berkulit bersih dengan kumis tipis menghiasi bibirnya. Ia memiliki badan yang kuat dan perawakan yang sangat kekar.
Raden Mas Karebet, sapaan akrabnya, menyelesaikan pendidikannya di sekolah agama milik Sunan Kalijaga, Ki Ageng Sela, dan Ki Ageng Banyubiru.
Berkat didikan dari ketiga guru tersebut, Joko Tingkir memiliki pengetahuan agama di atas rata-rata. Kepiawaiannya dalam menyusun strategi perang menjadikan Joko Tingkir terpilih menjadi komandan teladan di Kesultanan Demak.
Pada tahun 1568 M, kedaulatan Kerajaan Pajang mulai diakui. Saat itu, Joko Tingkir dan para adipati yang berada di Jawa timur mengadakan pertemuan di Giri Kedaton.
Dalam pertemuan tersebut, mereka sepakat untuk mengakui kedaulatan Kerajaan Pajang. Putri Joko Tingkir pun kemudian dinikahkan dengan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Perjodohan ini dilakukan sebagai tanda ikatan politik antara dua kerajaan besar.
Mengutip buku Kerajaan-Kerajaan Nusantara karya Woro Miswati, Joko Tingkir terus berusaha untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Akhirnya, beliau pun berhasil menguasai wilayah timur hingga Madiun.
Setelah itu, beliau menaklukkan wilayah Blora pada tahun 1554 M dan Kediri tahun 1577 M. Joko Tingkir mulai mendapat pengakuan sebagai Raja Islam pada tahun 1581 M dari para raja di pulau Jawa.
Sejarah mencatat dengan apik, hingga kisah kejayaan dan asal usul pewaris tahta kerajaan Demak, yang kemudian memindahkan ibu kota ke Pajang sampai akhirnya di tahun 1568.
Demikian diungkapkan Sukirmanto SH, Ketua Umum Joko Tingkir, pada sejumlah wartawan saat menghadiri Kongres Umat Islam ke II di Asrama Haji Medan, balum lama ini.
“Ini suatu sejarah yang memiliki nilai education tinggi. Sosok Joko Tingkir semasa kecilnya seorang pemuda yang gagah dan pemberani, serta jujur memegang teguh amanah,” ujar Sukirmanto, SH salah satu pendiri paguyuban Jawa yang memiliki kader atau simpatisan paling banyak mulai di Sumatera Utara, Aceh, Riau bahkan Kalimantan.
Artinya apa, sambungnya lagi, seorang Joko Tingkir bukan hanya seorang raja saja. Tapi ada beliau sosok panutan yang telah meninggalkan pesan moral yang mulia bagi umat dan bangsa ini.
“Sebelum kita merdeka, pada tahun 1568 beliau raja yang hebat sekaligus pendiri Kerajaan Pajang. Sejarah ini yang perlu diketahui generasi muda di era milenial,” ungkapnya lagi.
Lebihjauh lagi, Ketua Umum PB Joko Tingkir, Sukirmanto SH, didampingi Bendahara Umum, H. Sampurno Wirawan S.sos menjelaskan, Joko Tingkir atau Jaka Tingkir merupakan pendiri sekaligus Raja Pertama dari Kerajaan Pajang.
Ia kembali menceritakan, Joko Tingkir memimpin Kerajaan Pajang sejak dari tahun 1568 hingga tahun 1582. Joko Tingkir sendiri memiliki gelar Sultan Hadiwijaya dan membawa Kerajaan Pajang hingga menuju puncak kejayaannya saat itu.
Silsilah keluarga dan asal usul Joko Tingkir, ketika semasa kecil diberikan nama aslinya Mas Krebet. Joko Tingkir itu sebenarnya merupakan cucu penguasa Kerajaan kuno di Boyolali.
Sedangkan Andayaningrat adalah merupakan kakek dari Joko Tingkir dikenal dengan sebutan Jaka Sanagara, Joko Bodo dan juga memiliki hubungan kekerabatan dengan Raja Majapahit.
Ayah Joko Tingkir, Ki Angeng dengan sapaan Kebo Kenangan, ibunya bernama Nyai Ageng Pengging. Ayah Joko Tingkir tewas di bunuh oleh Sunan Kudus karena dituduh memberontak terhadap Kerajaan Demak, sedangkan ibunya Nyi Ageng Pengging meninggal dunia karena sakit.
Dalam sejarah menceritakan bahwa Joko Tingkir tumbuh sebagai pemuda yang tangguh di bawah asuhan sunan Kalijaga serta Ki Ageng Selo.
Meski pun ayahnya dituduh memberontak dan dibunuh namun Joko Tingkir justru tidak membalas dendam, melainkan malah mengabdikan diri kepada Kerajaan Demak hingga Joko Tingkir diangkat sebagai kepala prajurit di kerajaan Demak.
Berkat jasanya terhadap Kerajaan Demak Joko Tingkir kembali diangkat sebagai Adipati Pajang, dan menikah dengan Ratu Mas Cempaka.
Baca juga : Danki Kavaleri 6/RBT Kodam I/BB Silaturahmi Kunjungi Kapolsek Siak Hulu
Kemudian setelah Sultan Trenggino wafat, Kerajaan Demak mengalami pergolakan hebat akibat dari konflik perebutan kekuasaan. Pertumpahan darah pun tak terhindari.
Kisru di Kerajaan Demak sendiri berakhir setelah Joko Tingkir menyingkirkan Arya Penangsang. Joko Tingkir pun menjadi pewaris tahta kerajaan Demak dan Joko Tingkir kemudian memindahkan Ibu kota ke Pajang, sampai akhirnya di tahun 1568.
Joko Tingkir mendirikan Kerajaan Pajang dan bergelar Sultan Hadiwijaya. Joko Tingkir itu adalah seorang Raja yang hebat dan juga sebagai pendiri Kerajaan Pajang.
Generasi muda yang cerdas adalah generasi yang mau menghormati jasa dan perjuangan orang lain. Semoga. (RDO/RD/TIM)