Tanggul Jebol, Ribuan Warga Aceh Tamiang Terpaksa Ngungsi

16

RADARINDO.co.id – Aceh : Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Aceh Tamiang, mengakibatkan sebanyak 2.066 jiwa warga dari 695 kepala keluarga (KK) di 18 desa yang tersebar di tujuh kecamatan se-Aceh Tamiang, terpaksa harus mengungsi.

Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra, telah memerintahkan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk segera mengevakuasi warga dan membangun dapur umum di lokasi terdampak banjir. Hal ini dilakukan sebagai langkah tanggap darurat menyusul jebolnya tanggul sungai di Pekan Seruway.

Baca juga: Azis Syamsuddin Jadi Saksi Kasus Pungli Rutan KPK

“Perlu segera didirikan dapur umum dan evakuasi warga yang tinggal di sekitar tanggul yang jebol,” ujar Asra di Aceh Tamiang, mengutip kompas, Senin (14/10/2024).

BPBD Aceh Tamiang mencatat, banjir terparah terjadi di kawasan pesisir Pekan Seruway, dimana tanggul sungai jebol selebar 20 meter. Sebanyak 479 jiwa dari total pengungsi merupakan warga Desa Pekan Seruway. Mereka kini ditampung di Pos 6 Damkar Seruway, sementara sebagian lainnya mengungsi di rumah kerabat yang tidak terdampak banjir.

Asra menekankan pentingnya pendirian dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan warga yang terdampak, terutama di Pekan Seruway. “Ratusan KK tidak bisa memasak di rumah. Jadi, dapur umum ini bisa digunakan untuk penanganan darurat,” jelasnya.

Saat ini, Pj Bupati Aceh Tamiang sedang mengkaji kemungkinan untuk meningkatkan status banjir menjadi tanggap darurat bencana, mengingat air diperkirakan akan terus naik. “Kami perkirakan air akan terus naik karena hujan masih turun di wilayah hulu, sehingga potensi banjir kiriman masih tinggi,” tambahnya.

Baca juga: Jembatan Taman Cadika Medan Ambruk, Puluhan Orang Tercebur ke Danau

Salah seorang warga setempat, Zulfikar, mengatakan, tanggul di Desa Muka Sei Kuruk-Pekan Seruway jebol, Minggu (13/10/2024) sekitar pukul 13.00 WIB akibat arus sungai yang sangat deras.

Luapan air sungai itu merendam permukiman warga dan menyebabkan kerusakan pada sejumlah rumah. “Sebagian besar rumah yang roboh adalah rumah kayu yang berada tepat di balik tanggul yang jebol,” kata Zulfikar.

Tanggul yang jebol awalnya hanya selebar dua meter, namun terus melebar hingga mencapai 20 meter. Menurut Zulfikar, tanggul tersebut sebelumnya telah diperkuat dengan karung berisi tanah, tapi tidak mampu menahan derasnya arus air. (KRO/RD/KOMP)