RADARINDO.co.id – Marelan : Warga yang tinggal di sekitar gudang penyimpanan Semen Merah Putih di Jalan Jala 4 Lingkungan III Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan mengeluhkan banyaknya debu semen yang berterbangan. Hal itu diungkapkan warga yang tak ingin disebutkan namanya, Selasa (10/7/2024).
Baca juga : Periksa Manajer Dana BOS dan Kadisdiksu Maka Terungkap Segalanya
“Setiap hari kami harus membersihkan lantai dan halaman rumah akibat dipenuhi abu semen dari gudang tempat penyimpanan semen itu,” ujar ibu rumahtangga berusia sekitar 40-an tahun tersebut sambil menunjukkan keramik teras lantai rumahnya yang dipenuhi abu semen.
Selain keluhan terkait abu semen tersebut, ia juga merasa resah dengan ketidakpedulian pengelola gudang semen yang terkesan membiarkan tembok gudang yang tumbang, “Lihat lah di samping itu ada tembok mereka yang tumbang tapi sampai sekarang tak dibersihkan juga,” ujarnya sambil berharap gudang itu ditutup rapat agar abunya tidak berterbangan ke rumah warga.
Wanita keturunan Batak yang terkesan ramah dan mudah senyum itu lalu mengatakan bahwa dirinya dan beberapa tetangga yang tinggal di sekitar gudang semen memang ada diberikan kompensasi beras 20 Kg dari pihak gudang per 2 bulan sekali selama 3 kali pemberian atau 6 bulan, akan tetapi pemberian sembako itu sudah dihentikan. Sementara aktifitas debu masih berterbangan.
Baca juga : Pemkab Samosir Bersama Satpol PP Sumut Gelar Bimtek
Terkait dengan dugaan polusi udara yang ditimbulkan tersebut, Kepala Gudang Semen Merah Putih Supriyadi membantahnya. “Siapa warga yang resah itu, coba sebutkan namanya dan dimana rumahnya,” ujar Supriyadi yang dikonfirmasi di Pos Security gudang semen tersebut, Selasa siang.
Menurut Supriyadi, pihaknya dan Kepala Lingkungan setempat sering koordinasi, dan tidak ada warga yang resah. “Kalau soal ada abu yang beterbangan ya namanya ini gudang memang ada saja lah, tapi itu masih dalam tahap kewajaran,” tukasnya.
Terkait dihentikannya pemberian kompensasi sembako berupa beras kepada warga, Supriyadi mengatakan hal itu mengingat aktifitas gudang tersebut sudah tidak lagi curah tapi sudah bahan jadi tinggal jual.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan belum.dapat dikonfirmasi terkait hal itu. Sedangkan Lurah Rengas Pulau, Catur Muhammad Sarjono, SH, M.Kn saat akan dikonfirmasi juga tidak ada di tempat. (KRO/RD/Ganden)