RADARINDO.co.id-Medan: Bandar narkoba di Medan sukses “racuni” kalangan pelajar atau generasi muda, hingga menuju kematian akibat ketergantungan narkoba jenis Sabu sabu (SS).
Bisnis barang haram narkoba di Medan menjadi salah satu paling menjanjikan. Dengan kurun waktu lebih kurang satu tahun kehidupan para sindikat berubah 180 derajat.
Tidak hanya pola hidup yang mengarah konsumtif tapi dengan memiliki rumah dan mobil mewah. Tidak cukup sampai disitu, ia pun berubah dengan seketika menjadi dermawan pemberi sembako kepada warga, meski itu hanya modus saja.
Baca juga : BNN Sumut Diminta Tangkap Bandar Narkoba Jermal XV Kebal Hukum
Salah satunya Bandar Narkoba di Jermal XV Medan, merupakan basis penjualan terbesar dan tidak tersentuh hukum. Artinya oknum aparat kepolisian diduga kuat ikut jadi pemakai dan penjual SS.
Sang bandar berinisial GS merupakan gembong narkoba di Jermal XV Medan bisa meraup keuntungan dari penjualan mencapai lebih kurang Rp1,5 miliar setiap hari.
Sungguh ironis, maka tidak heran warga setempat meminta Kapolda Sumatera Utara yang baru segera meringkus oknum Bandar Narkoba jenis Sabu -sabu (SS) yang saat ini masih leluasa sebagai pengedar barang haram .
“Maka selalu saya katakan Bandar Narkoba memiliki peran besar jadi “Pembunuh” berantai menjadi kan generasi muda kita bisa mati pelan pelan,” ujar sumber warga Jln Jermal Medan yang tidak mau disebutkan namanya kepada KORAN RADAR GROUP, belum lama ini.
“Kami sungguh kecewa karena sampai saat ini bandar narkoba di Jermal XV belum berhasil menciduk bandar berinisial GS. Kami takut anak anak kami jadi korban karena iming -iming uang besar,” katanya lagi.
Sebelumnya ia mengatakan, masyarakat Jermal XV -Tanggok Bongkar Medan mengaku kecewa dengan pihak Kepolisian setempat. Karena sampai saat ini daerahnya menjadi sarang Empuk sindikat peredaran narkoba jenis Sabu -Sabu (SS) terbesar di Sumatera Utara.
Baca juga : Polisi Terkesan “Tutup Mata”, Bandar Narkoba “Bunuh” Generasi Muda Mati Pelan-pelan
“Untuk itu, kami warga Jermal mohon Atensi bapak Kapolri agar daerah kami bersih dari peredaran Narkoba berinisial GS yang saat ini masih bebas melakukan transaksi”, ujarnya dengan nada sedih.
“Kami tak sanggup bayangkan hancurnya mental anak muda dan generasi muda kita sekarang ini. Kami sebagai orangtua hanya sedih pak tapi tak bisa mencegah. Kami takut anak anak kami ikut dalam jaringan karena iming -iming janji uang besar”, ujar seorang wanita yang tidak mau disebutkan namanya.
“Saya sudah puluhan kali bahkan ratusan kali diwawancarai wartawan tapi tak satu pun ada beritanya yang naik. Buktinya bandar narkoba disini tidak bisa ditangkap”, ujarnya dengan nada cemas.
Tak mungkin kami terang -terangan melaporkan siapa nama bandar narkoba di Jermal XV. Bukan rahasia umum lagi siapa pun tahu orangnya.
“Ini bukan rahasia umum lagi, siapa nama bandar narkoba yang kebal hukum ini. Sindikat mereka kuat, makanya polisi tak berani menangkap GS”, ujar sumber sembari menyebutkan inisial.
Ia pun mengatakan peredaran narkoba di Jermal XV atau Tangguk Bongkar Medan Denai bisa dibilang sarang atau basis barang haram terbesar.
“Kami minta bandar narkoba GS dan antek- anteknya. Segera ditangkap. Mereka sadis dan raja tega jadi pembunuh generasi muda demi untuk mendapatkan keuntungan besar,” katanya lagi.
“Kami sangat berharap bapak Kapolda Sumut dan Kapolrestabes Medan jangan tutup mata, serta segera menangkap bandar narkoba di Jermal XV dan miskinkan saja harta kekayaan mereka,” tuturnya.
“Kami warga disini menduga, uang dan kekayaan GS didapat dari bisnis haram jualbeli Narkoba. Bagaimana polisi tidak boleh kalah melawan sindikat narkoba,” katanya lagi.
Lebihlanjut ia katakan, polisi atau BNN tidak boleh membiarkan gembong narkoba mengedarkan barang haram itu atau sama artinya “membunuh” generasi muda kita menjadi gila dan mati pelan pelan.
“Oknum polisi yang setiap hari bersama GS kami curigai sebagai becking bandar narkoba, makanya GS dan oknum polisi itu wajib ditangkap dan harus di testing urine. Mereka bagian sindikat jahat yang belum terjama hukum”, ujar sumber. (KRO/RD/BA Sitanggang)