Brigpol Yosua Tewas Tertembak Istri Kadiv Propam Sedang Dalam Kamar

650

RADARINDO.co.id – Jakarta : Tewasnya seorang Ajudan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, yakni Brigadir Polisi (Brigpol) Yosua Hutabarat, sempat membuat geger publik, Jumat (08/07/2022).

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, penembakan itu terjadi di rumah dinas (rumdin) Sambo di kompleks Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Baca Juga👉🏻Pemdes Bakaran Batu Bangun Jalan Bersumber Dana Desa

Sementara itu, keterangan resmi Polri, Yosua meninggal setelah terlibat baku tembak dengan anggota Bharada E yang merupakan Tamtama tingkat satu di Polri.

”Peristiwa meninggalnya Brigpol Yosua benar. Telah terjadi (baku tembak) pada Jumat, 8 Juli 2022, kurang lebih jam 17.00 Wib,” ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Senin (11/07/202).

Sedangkan versi Polri, kematian Yosua bermula dari dugaan pelecehan yang dilakukan Yosua terhadap istri Kadiv propam. Yosua adalah sopir istri Kadiv propam. Sedangkan Bharada E merupakan anggota Brimob yang bertugas mengawal Kadiv propam.

”Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv propam itu,” ungkap Ramadhan.

Ramadhan melanjutkan, pelecehan berujung penodongan senjata itu terjadi di kamar pribadi Kadiv propam. Karena merasa dilecehkan, istri Kadiv propam lantas berteriak minta tolong.

Bharada E yang berada di lantai atas rumah kemudian turun memeriksa sumber suara. Melihat kehadiran Bharada E, Yosua panik. Dia melepaskan tembakan ke arah Bharada E.

Saat mendatangi kamar tersebut, Bharada E hanya bertanya tentang penyebab kenapa istri Kadiv propam berteriak.

”Pertanyaan Bharada E direspons oleh Brigpol Y dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E,” ungkap Ramadhan.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara, Yosua disebut menembak sebanyak tujuh kali. Sedangkan Bharada E sebanyak lima kali.

Saat kejadian baku tembak itu, Ramadhan menyebut Sambo sedang tidak berada di lokasi. Menurut dia, Sambo sedang melakukan tes PCR Covid-19.

Sedangkan jenazah Yosua, lanjut Ramadhan, sudah dipulangkan ke rumah keluarganya di Jambi. Dari foto yang diterima Jawa Pos, tampak ada luka bekas sayatan di bagian wajah Yosua.

Terkait hal itu, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto melihat ada kejanggalan.

Menurut Bambang, insiden baku tembak di rumah Sambo yang dijelaskan Polri masih menyisakan pertanyaan. Pertama, terkait keberadaan Bharada E di rumah dinas Kadiv propam.

Kedua, soal senjata api yang digunakan pelaku maupun korban. Menurut Bambang, sesuai ketentuan, Bharada E sebagai Tamtama tidak diperkenankan memegang senjata. Kecuali dalam pengamanan tertentu.

”Itu pun (dalam pengamanan tertentu) senjatanya laras panjang, bukan senjata api pendek,” ujarnya kepada Jawa Pos.

Kejanggalan tersebut memunculkan asumsi liar di masyarakat. Bambang tak memungkiri adanya rumor yang mengaitkan tewasnya Yosua dengan isu miring yang sempat berkembang diduga memiliki hubungan istimewa.

”Untuk mencegah asumsi liar tersebut, Kapolri harus bertindak cepat dengan menonaktifkan Kadiv propam,” jelasnya.

Terkait isu miring dugaan perselingkuhan antara Yosua dan istri Kadiv propam, Ramadhan belum bisa memberikan komentar.

Baca Juga👉🏻Menjelang HUT Ke-19 Bupati Pakpak Bharat Ajak Jajaran Bersih Lingkungan

Saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, jenderal polisi bintang satu itu belum memberikan respons. Begitu pula dengan Sambo. Dia belum bisa dimintai konfirmasi perihal peristiwa yang terjadi di rumah dinasnya itu.

Sejumlah kalangan aktivis mendukung dibentuknya Tim Pencari Fakta(TPF) guna mengungkap kasus penembakan tersebut.

(KRO/RD/Jawa Pos)