Bupati Jember Santuni Anak Yatim Pakai Uang Kas, Wabub Rogoh Kantong

84

RADARINDO.co.id – Jember : Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), Kamis (20/3/2025). Kegiatan itu diwarnai pemberian santunan untuk anak yatim.

Dalam sebuah rekaman video, memperlihatkan Bupati Jember, Muhammad Fawait membagi-bagikan amplop berisi uang yang sudah disediakan oleh penyelenggara kegiatan.

Baca juga: Enam Jamaah Umroh RI Tewas Kecelakaan, 1 Diantaranya Anggota DPRD

Sedangkan, Wakil Bupati Jember, Djoko Susanto yang tidak kebagian jatah amplop dari penyelenggara, terpaksa merogoh kantong celananya untuk mengambil uang yang diberikan ke belasan anak yatim.

Kepala Bagian Umum Pemkab Jember, Andreas Permana Harahap yang berwenang mengelola anggaran operasional Bupati dan Wabup, belum menanggapi konfirmasi terkait kegiatan tersebut.

Wabup Djoko Susanto blak-blakan mengungkapkan bahwa ketika itu acara memasuki sesi santunan. Penyelenggara acara meminta Djoko turut tampil. Namun, Djoko tidak dibekali amplop untuk anak-anak yatim seperti halnya Fawait.

“Semua amplop diberikan ke Bupati dan sudah dibagikan ke anak yatim. Maka saya harus ambil posisi tepat dengan situasi itu. Sehingga, spontan saja ambil uang sendiri dari saku untuk saya berikan ke anak-anak yatim itu,” ungkapnya.

Djoko tidak mempermasalahkan perlakuan penyelenggara acara terhadap dirinya dan menyikapi bawahannya dengan sabar. “Saya tenang, biasa-biasa saja. Tidak apa-apa penyelenggara acara meskipun dari Pemkab mau begitu. Toh, uang saya juga untuk anak-anak,” tuturnya, Jum’at (21/3/2025).

Baca juga: Kapolda Sumut Didesak Copot Kapolres Tanjungbalai

Djoko tampak terlebih dahulu datang sejak siang. Sementara, Fawait tiba sore hari untuk menutup acara. Djoko sempat berpidato beberapa saat. Ia melontarkan sejumlah kritik berdasar telaahnya terhadap naskah rencana pembangunan yang disusun para pejabat Pemkab.

Menurutnya, banyak hal yang tidak sinkron antara latar masalah dengan program yang dirancang. Djoko meminta catatan kritisnya menjadi koreksi agar belanja pemerintah tepat sasaran.

“Supaya tidak menghambur-hamburkan uang APBD. Rencana program pemerintah harus berangkat dari kerangka berpikir sistematis yang baik,” paparnya. (KRO/RD/An)