RADARINDO.co.id – Bogor : Hal sepele memang kerap jadi pemicu masalah besar, bahkan hingga merenggut nyawa seseorang. Seperti yang terjadi di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Seorang istri muda tega membunuh suaminya sendiri gegara mie instan.
Wanita berinisial RA itu tega menghabisi nyawa suaminya berinisial CE (48) yang lumpuh karena stroke. Bahkan, aksi sadisnya itu dilakukannya didepan anaknya yang masih berusia 4 tahun.
CE ditemukan meninggal dunia di rumahnya, Kelurahan Karadenan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (29/10/2024) lalu. Menurut anak kandung CE, bernama Zuli Widia Putri, pelaku RA merupakan istri baru korban.
Baca juga: Tak Mau Nafkahi dan Gemar Berjudi, Suami Dibakar Istri
“Sebenarnya tidak tinggal bareng, RA tidak tinggal di situ. Cuma datang berkunjung di tanggal gajian, sudah pisah rumah, karena ayah saya sudah talak dia,” kata Widia, seperti dikutip dari tribunmedan, Sabtu (02/11/2024).
Keduanya sudah pisah rumah sejak akhir tahun 2023 lalu, saat CE menderita sakit stroke, lantaran RA tidak mau mengurusi korban. Dimana, CE menderita stroke yang cukup parah, yakni kaki kiri dan tangan kiri lumpuh total.
Saat kejadian itu, Widia tak ada di lokasi karena ia tidak tinggal bersama sang ayah. “Cuma ada adik saya yang berusia 4 tahun, anak ayah dari RA,” kata Widia.
Widia menuturkan, saat kejadian, RA dan anaknya datang ke rumah korban pukul 02.00 WIB. Dari pukul 02.00 – 03.00 WIB, keduanya mengobrol di teras hingga RA meminta untuk dibuatkan mie instan oleh CE. “Dia minta bikinin mie sama ayah saya yang lagi stroke, dan ternyata gak sesuai sama keinginan dia, kurang mateng,” ungkap Widia.
Keduanya kemudian terlibat cekcok hingga merembet ke ATM milik korban. Saat itu RA menanyakan ATM milik CE yang tidak pernah diperlihatkan pada sang istri.
Baca juga: Tak Terima Diputuskan, Pria Ini Nekat Sebar Video Persetubuhan dengan Mantan
“Minta ATM tapi gak dikasih, karena nanti uangnya habis untuk gaya hidup dia. Karena selama ini RA punya banyak utang, dan ayah saya selama ini yang bayarin utangnya,” tutur Widia.
Akhirnya karena cekcok semakin besar, keduanya pun masuk ke dalam rumah. Berdasarkan pengakuan RA, ia mendorong CE karena ditodong pisau oleh korban. “Dengan kondisi ayah saya yang stroke, menurut saya tidak mungkin mengayunkan pisau,” tuturnya.
Widia juga meragukan kesaksian RA yang mengaku sembunyi karena takut dikejar oleh korban. “Ayah saya lumpuh, boro-boro buat ngejar, mau bangun ke toilet aja lama. Dengan kondisi ayah saya terbentur setelah didorong, mungkin gak dia ngejar?,” kata Widia lagi.
Kejadian itu, kata Widia, disaksikan oleh adiknya yang baru berusia 4 tahun. “Pas ayah jatuh ibunya masih duduk, adik saya cari pertolongan ke luar,” katanya.
Adik laki-lakinya itu, lanjut Widia, mendatangi rumah tetangga yang ada di samping rumahnya. Tetangga kemudian datang ke rumah korban dan melihat CE sudah tidak bernyawa.
Sementara itu, Kapolsek Cibinong, Kompol Waluyo mengatakan, korban diduga tewas akibat didorong dan terbentur, kemudian terjatuh dan meninggal dunia.
“Akibat selisih paham tersebut keduanya bertengkar hingga akhirnya berdasarkan keterangan saksi RA, korban pergi ke dapur sambil mengatakan ‘ayo kita bunuh-bunuhan aja’ dan korban mengambil dua bilah pisau dapur,” ungkapnya.
Usai mengambil pisau, kata dia, korban melemparkannya ke arah sang istri yang sedang duduk di tempat tidur. Namun pisau tersebut terjatuh ke kolong tempat tidur. Berdasarkan keterangan RA, suaminya saat itu mencoba mendekati untuk menyerangnya menggunakan sebilah pisau dapur ke arah wajah.
Baca juga: PT IKN Terus Berinovasi Terbaik Ramah Lingkungan
“Karena untuk membela diri dari serangan korban tersebut, akhirnya saksi mendorong tubuh korban dan saksi langsung berlari keluar rumah untuk bersembunyi, sehubungan takut dikejar oleh korban,” terangnya.
Setelah berlari keluar rumah, sang istri nampaknya merasa heran lantaran suaminya tak kunjung mengejarnya. Sekitar kurang lebih 10 menit bersembunyi di luar, RA pun memberanikan diri untuk melihat korban ke dalam rumah dengan mengintipnya dari celah pintu.
“Saksi (RA) mendapati korban sudah dalam kondisi tidur miring di depan lemari televisi yang berada di ruang tengah dengan kondisi dari hidung mengeluarkan darah,” jelasnya.
Karena panik, RA pun meminta bantuan kepada tetangganya hingga akhirnya melapor kepada ketua RW setempat dan diteruskan kepada pihak berwajib. Sementara itu, jenazah korban dibawa ke RS Polri Soekanto guna dilakukan autopsi untuk mengungkap penyebab pasti tewasnya korban. (KRO/RD/Trb)