RADARINDO.co.id-Medan: Membangun mahligai rumah tangga bagaikan berlayar diatas kapal pesiar. Terkadang ombak menerjang, lain waktu angin pun bisa memporak -porandakan seisi kapal.
Jika tak memiliki pondasi yang kokoh alamat kapal pun pasti akan tenggelam. Semuanya pasti berakhir tragis dan tangis.
Baca juga : Korban Kebakaran di Desa Kuala Tanjung Terima Bantuan Kadin dan PDIP
Ternyata cinta tidak menjanjikan untuk memiliki selamanya. Bak kata pujangga lama, cinta karena rupa, rupapun akan sirna. Cinta akan harta, harta pun bisa musnah.
Kisah inilah yang terjadi pada rumah tangga sebut saja Erni (38) dengan pasangan tercinta sebut saja Dodi (39), perkawinan mereka memang didasari cinta bahkan mereka pacaran hingga 5 tahunan.
Ketika masa pacaran para teman- temannya sempat iri bahkan ada yang cemburu kenapa karena dikeseharian nya mereka bagaikan lepat dengan daunnya.
Semua terasa indah dan mengesankan. Selalu bersama, ke kutub engkau ikut ke gurun engkau turut. Kemana saja selalu berdua. Memang demikian lah indahnya cinta.
Seiring perjalanan waktu keduanya sampailah ke jenjang pernikahan, pesta mereka sungguh meriah semua teman remajanya hadir dalam undangan, termasuk mantan pacar Erni.
Pesta pun berlalu kini Erni dan Dodi resmi menjadi suami istri, malam pertama berlalu begitu indahnya Erni sendiri bercerita dengan teman karib nya Ana, Erni menceritakan tentang bagaimana gesitnya Dodi malam itu sehingga Aku kewalahan melayaninya.
Setiap malam mereka harus “bertempur” diatas kasus empuk. Hingga tiada terasa 3 ronde terlalui meski tubuh harus basah dan berkeringat.
Begitu banyaknya kenikmatan yang kudapat waktu aku masih gadis kata Erni, Nikmat malam pertama dan malam malam selanjutnya tidak bisa ku ceritakan dengan kata -kata.
15 tahun membangun mahligai rumah tangga Erni bersama sang suami mendapatkan sudah 3 momongan.
Kesibukan Doni bekerja diluar kota mengawasi proyek mulai dirasakan Erni.
Maklumlah Dodi mendapatkan kepercayaan untuk mengawasi proyek besar yang tidak bisa ditinggalkan karena harus diawasi.
Awalnya Dodi baru bisa pulang ke rumah 2 minggu sekali. Sampai suatu hari jadwal pulang Dodi untuk bertemu menjadi 1 bulan sekali. Meski setiap hari selalu komunikasi via handphone.
Sepertinya Dodi tidak mampu menyesuaikan tugas seperti sediakala. Setiap kali memberi jatah untuk sang istri hanya mampu satu kali saja setiap malam.
Jatah urusan ranjang jelas membuat Erni kecewa dan sering terjadi percekcokan. Sang istri berharap Dodi bisa memberikan keperkasaanya 3 ronde atau minimal 2 trep saja setiap malam.
Suatu hari Doni pernah memberitahu sang istri bahwa ia tidak bisa pulang selama 2 bulan dengan alasan pekerjaan proyek sudah memasuki finishing.
Tapi insting seorang istri memang luar biasa ketika Dodi mulai jarang pulang rasa curiga pun muncul, jangan jangan ada Wanita Idaman Lain alias WIL.
Erni pun mulai memasang intelijennya, kali ini Erni menugaskan seorang pria yang biasa dipanggil “Luhut Longor”, ia adalah sahabat karibnya sejak kecil.
Luhut Longor dibayar Erni untuk melacak gerak- gerik Dodi diperantauan. Ternyata benar, sungguh mengejutkan tanpa diduga Dodi sedang bermesraan makan malam disatu cafe bersama wanita muda berparas cantik.
Diam-diam ternyata, Luhut Longor berhasil mengambil video pada Dodi bersama wanita sambil berpelukan mesra.
Video dan gambar itu pun disalurkan ke WA Erni membuat uring-uringan. Namun ia masih menahan diri tidak mau mengganggu karirnya sebagai Pimpinan Proyek.
Erni berfikir akan diselesaikan baik-baik di rumah saja. Agar Bos perusahaan ditempat bekerja jangan sampai tahu.
Erni yang mendapat kabar suami akan pulang, ia pun sudah menunggu dengan dibakar api cemburu.
Tanpa membalas ucapan salam dari suami yang baru masuk rumah. Erni masih duduk terdiam didampingi Luhut Longor dengan sorotan mata yang tajam kepada Dodi.
Merasa ada sesuatu yang aneh, Dodi pun merasa bahwa gerak-geriknya sudah terbaca. Tanpa basa -basi ia bergegas mandi dan ganti baju.
“Ma saya keluar bentar mau rapat di hotel nanti sore baru selesai. Mama mau makan apa kita nanti malam makan diluar saja”, ujar Dodi kepada istrinya.
Erni yang duduk dan terdiam, Dodi mendekatinya, mama kurang sehat ya, ujarnya sembari mencium istri tapi ditepisnya.
“Ini siapa yang di video sama papa. Wanita ini siapa bilang pa kau harus jujur,” teriak istrinya membuat Luhut Longor ikut ketakutan.
“Itu tak benar ma. Jangan percaya mungkin ada wartawan yang mengambil gambar dan video itu,” cetusnya berkilah sembari beranjak pergi alasan mau rapat.
Spontan saja, Erni yang sebelumnya sudah menyediakan batu ulenan cabe langsung melemparkan ke tubuh Dodi.
Lemparan batu itu telak mengenai perut sang suami dan langsung terkapar tak berdaya. Walaupun tubuh Dodi tidak mengeluarkan darah tapi ia nyaris pingsan.
Luhut Longor yang ikut mendekati Dodi bersama Erni sempat saling berpandangan. Mereka cemas kalau Dodi tewas karena dilempar ulenan cabe.
Baca juga : Diskopukm Batu Bara Siapkan Regulasi Payung Hukum Sektor UMKM
“Dia bergerak kok, gak apa -apa itu mungkin cuma kaget aja. Mana mungkin mati cuma dilempar batu paling sekandas -kandasnya pingsang,” kata Luhut Longor.
Ternyata benar, Dodi bangkit sambil memegang perutnya dengan kesakitan dan pelototi Luhut Longor sang Intelejen istrinya.
“Mocong kau itu ya, kau fikir gak sakit dilempar batu. Sini gantian biar kumasukan batu ini ke moncong kau”, cetus Dodi ke Luhut Longor yang langsung kabur meninggalkan tempat.
Beginilah akibat istri “jarang dibelai” alias Jablai, bisa -bisa batu bicara. Dodi pun akhirnya minta maaf pada Erni dan berjanji tak mau ke batu kedua kali. (KRO/RD/HSW)