RADARINDO.co.id – Jember : Kesal lantaran kerap diejek, seorang pria di Jember bernama Alfiyanto, tega menghabisi nyawa anak kekasihnya sendiri yang baru berusia 6 tahun.
Bocah malang berinisial FT (6) itu tewas usai dibunuh pelaku yang merupakan kekasih ibunya berinisial IR, di kebun kopi Desa Garahan, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur, pada Februari 2025 lalu.
Baca juga: Remaja Tertusuk Sajam Temannya Saat Tawuran di Medan, Begini Kondisinya
Alfiyanto mengaku menyesal telah menghabisi nyawa putra pacarnya sendiri secara sadis pada 9 Februari 2025 lalu. “Saya menyesal membunuh korban. Dan saya sangat mencintai IR (ibu korban),” Senin (17/3/2025) lalu.
Pelaku mengaku tega menghabisi nyawa anak tersebut karena tidak kuat menahan emosi. Sebab korban selalu mengejek dan berkata kasar saat dia berpacaran dengan ibunya.
“Dia tidak suka saya pacaran dengan ibunya dan seringkali menunjukkan pantatnya pada saya dengan nada mengejek, bahkan suka berkata kasar,” kata Alfiyanto.
Puncak kekesalan tersangka ketika korban diajak ke kebun kopi pada 9 Februari 2025. Menurutnya, bocah yang masih duduk dibangku TK itu tidak mau diam dan selalu berlarian meski kondisi hujan. “Sudah saya larang berkali-kali agar tidak bermain hujan, tapi tidak dihiraukan. Saya pun emosi, ” ucapnya.
Merasa gelap mata, Alfiyanto mengaku memukuli punggung dan dada korban hingga jatuh tersungkur di tanah. Kemudian, dia meraih tubuh bocah itu dan kembali memukuli putra kekasihnya hingga nafasnya terhenti.
Mengetahui korban tidak bernyawa, ia mengaku langsung melucuti seluruh pakaian bocah ini hingga telanjang bulat. “Kemudian saya menggali tanah menggunakan ranting pohon hingga kedalaman setengah meter, kemudian tubuh dia saya masukkan ke dalam karung lalu menguburnya,” tuturnya.
Guna menyamarkan ‘kuburan korban’, pelaku menutupinya memakai dedaunan. Dia kemudian membakar baju FT di sebuah gubuk. Untuk mengelabuhi kekasihnya, dia mengaku telah mengantarkan bocah tersebut di rumah kakak ibu korban.
Namun, karena putranya tidak kunjung datang, ibu korban melaporkan kehilangan anaknya di Polsek Sempolan Kecamatan Silo. “Saat IR lapor polisi, saya ikut dan juga ikut mencari korban. Itu saya lakukan agar IR dan warga lain tidak curiga,” ungkap Alfiyanto.
Ketika warga lengah ditengah pencarian korban, Alfiyanto kabur di Kecamatan Rambipuji dengan alasan mencari korban. Kecamatan Rambipuji berjarak sekitar 50 kilometer dari rumah Alfiyanto. Di kecamatan sebelah barat Terminal Tawangalun Jember ini, dia mengaku tidur di emperan toko.
Baca juga: Ngaku Kesal Diludahi, Oknum Polisi Aniaya Remaja Hingga Tewas
Karena tidak kuat menahan lapar, dia kembali ke Silo dan bersembunyi di kebun kopi. Di hari keempat, dia keluar dari kebun kopi bermaksud meminjam uang pada temannya. Namun niat itu terpaksa dibatalkan karena kerabatnya sedang menggelar pesta pernikahan.
“Ternyata teman saya punya hajat. Dan saat itulah saya dipergoki warga hingga berhasil ditangkap dan dipukuli hingga babak belur,” kenangnya. (KRO/RD/Trb)